Di era informasi dan teknologi yang sangat pesat saat ini, daya nalar kritis menjadi keterampilan yang sangat penting bagi siswa. Kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan mengambil keputusan yang tepat adalah keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja. Dalam kenyataan dilapangan, pembelajaran yang berlangsung di sekolah ditemukan masih banyak siswa-siswa yang belum tumbuh secara optimal kemampuan bernalar kritisnya, demikian halnya yang dialami penulis saat melakukan kegiatan pembelajaran, kemampuan anak untuk menganalisis sebuah permasalahan terkait topik pembelajaran masih kurang.Apalagi jika model pembelajaran yang dilakukan oleh guru cenderung menggunakan model pembelajaran konvensional  siswa cenderung kurang aktif. Mereka lebih sering menjadi pendengar pasif daripada peserta aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat disebabkan oleh pendekatan pengajaran yang didominasi oleh guru (teacher oriented), sehingga siswa kurang merasa terlibat dan memiliki motivasi intrinsik untuk belajar. Siswa sering kali tidak terlatih dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Mereka mungkin terbiasa dengan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada hafalan dan reproduksi informasi daripada analisis dan evaluasi terhadap masalah yang kompleks. Akibatnya, kemampuan mereka untuk memecahkan masalah dengan cara yang logis dan kritis mungkin terhambat. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan daya nalar kritis siswa. Salah satu model pembelajaran yang efektif untuk mencapai tujuan ini adalah model pembelajaran Problem Based Learning.
Tantangan yang dihadapi penulis ketika melakukan kegiatan pembelajaran di kelas adalah bagaimana meningkatkan daya nalar kritis siswa, membangkitkan minat belajar, dan mendorong keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran karena yang dialamai oleh penulis selama ini, siswa cenderung pasif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Ketika diminta untuk mengajukan pertanyaan rata-rata mereka diam. Demikian pula ketika ditanya hanya beberapa siswa yang mau menjawab. Pentingnya mengubah paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa menjadi hal yang mendesak. Selain itu, penting juga untuk memperkenalkan metode pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam konteks yang bermakna dan relevan dengan dunia nyata.
Salah satu pendekatan yang dapat diambil untuk mengatasi tantangan ini adalah penulis  menerapkan model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) dalam kegiatan pembelajaran. Problem based learning (PBL) adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, di mana siswa belajar secara kontekstual melalui berbagai topik yang dipilih dengan menghadirkan contoh-contoh atau isu-isu yang dekat dengan kehidupan siswa. Dalam model ini, siswa diberikan masalah yang kompleks dan relevan dengan kehidupan nyata, dan mereka harus bekerja secara kolaboratif untuk mencari solusi. Melalui proses ini, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis.. Dalam PBL, siswa diberi tantangan berupa masalah nyata yang memerlukan pemecahan. Mereka kemudian secara mandiri atau dalam kelompok bekerja untuk menganalisis, mencari solusi, dan mengimplementasikan strategi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dalam hal ini, guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa menemukan sendiri solusi atas permasalahan-permasalahan yang dihadapi.
Dalam konteks PBL, langkah-langkah yang harus diikuti oleh siswa dimulai dari mengidentifikasi masalah. Guru akan memberikan sebuah artikel atau sebuah peristiwa sesuai topik yang dipelajari atau tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, guru harus kreatif dalam memilih permasalahan atau konflik/isu yang menantang dan merangsang pemikiran kritis serta pemecahan masalah sehingga siswa termotivasi untuk menggali lebih jauh hal yang dipelajari. Kemudian siswa secara berkelompok terlibat secara aktif dalam mengidentifikasi masalah- masalah yang ditemukan.Â
Ditahap kedua, siswa mengumpulkan berbagai informasi, melakukan analisis data, melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait dengan masalah yang diidentifikasi. Mereka menggunakan berbagai sumber informasi, termasuk buku teks, artikel, internet, wawancara dengan ahli, atau eksperimen, untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang masalah tersebut. Siswa bekerja dalam kelompok atau secara kolaboratif untuk berbagi ide, pengalaman, dan pengetahuan yang mereka dapatkan selama penyelidikan mereka. Diskusi ini memungkinkan siswa untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan mengembangkan solusi yang lebih komprehensif.Â
Ditahap yang ketiga, siswa menciptakan solusi atas permasalahan yang ditemui kemudian menyusun rencana tindak lanjut atas solusi yang mereka ciptakan. Setelah implementasi solusi, siswa mengevaluasi efektivitas tindakan mereka dan mempertimbangkan pelajaran yang mereka dapatkan dari pengalaman tersebut. Refleksi ini memungkinkan siswa untuk memahami kelebihan dan kelemahan solusi yang mereka ambil dan mengevaluasi proses pembelajaran mereka secara keseluruhan.Â
Ditahap akhir, Siswa berbagi hasil penemuan dan solusi mereka dengan kelompok atau kelas secara keseluruhan. Ini memungkinkan mereka untuk belajar satu sama lain, mendapatkan umpan balik, dan merayakan prestasi mereka.
Melalui implementasi Problem Based Learning dalam proses pembelajaran, terlihat peningkatan yang signifikan dalam daya nalar kritis siswa. Mereka tidak hanya menguasai konsep-konsep secara lebih mendalam, tetapi juga mampu menghubungkan pengetahuan yang mereka pelajari dengan situasi dunia nyata, sehingga pengalaman belajar lebih bermakna. Selain itu, PBL juga telah membantu meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Mereka menjadi lebih aktif, bertanya lebih banyak, dan lebih bersemangat dalam mengeksplorasi berbagai konsep.
Dengan demikian, implementasi model pembelajaran Problem-Based Learning dapat menjadi langkah yang efektif dalam meningkatkan daya nalar kritis siswa. Hal ini tidak hanya mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di masa depan, tetapi juga membantu mereka menjadi pembelajar yang lebih mandiri, kreatif, dan berpikir kritis.
 Mereka belajar untuk berpikir kritis karena mereka harus mengevaluasi berbagai opsi, mengambil keputusan, dan menyimpulkan hasil dari proses mereka. Selain itu, PBL juga mendorong kolaborasi antar-siswa, karena mereka bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Manfaat Problem Based Learning dalam Meningkatkan Daya Nalar Kritis Siswa:
1.Mendorong pemikiran kritis:
Dalam PBL, siswa diajak untuk berpikir secara kritis dalam memecahkan masalah. Mereka harus menganalisis informasi, mengevaluasi berbagai solusi, dan mengambil keputusan yang didasarkan pada pemikiran yang rasional dan logis.
2.Meningkatkan keterampilan berpikir analitis:
Dalam PBL, siswa harus mengidentifikasi masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, dan mengidentifikasi solusi yang paling efektif. Proses ini membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir analitis yang penting dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja.
3.Mengembangkan keterampilan kolaboratif:
Dalam PBL, siswa bekerja dalam kelompok untuk mencari solusi. Mereka harus berkomunikasi, berbagi ide, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Melalui proses ini, siswa belajar untuk bekerja dalam tim dan menghargai kontribusi setiap anggota kelompok.
4.Meningkatkan motivasi belajar:
PBL memberikan konteks yang relevan dan nyata bagi siswa. Mereka belajar melalui pemecahan masalah yang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari, yang membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan bermakna bagi mereka. Hal ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan menghasilkan hasil yang lebih baik.
Model pembelajaran Problem Based Learning adalah strategi yang efektif untuk meningkatkan daya nalar kritis siswa. Melalui PBL, siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis, analitis, kolaboratif, dan motivasi belajar. Oleh karena itu, pendidik harus mempertimbangkan penggunaan PBL dalam proses pembelajaran untuk mempersiapkan siswa menjadi individu yang berpikir kritis dan siap menghadapi tantangan dunia nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H