Mohon tunggu...
Jajat Jatnika
Jajat Jatnika Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang guru yang sedang belajar untuk menulis, saya ingin tulisan saya bermanfaat bagi saya dan khalayak. Salam Literasi untuk seluruh Pembaca

Selanjutnya

Tutup

Diary

Renungan di Balik Jendela

24 Februari 2023   19:46 Diperbarui: 24 Februari 2023   19:53 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini Jum'at dipekan terakhir bulan November, hujan mengguyur dari semalam di kampung halamanku. Sepanjang jalan menuju tempat mengabdi hujan tetap setia menemani. Biasanya setiap pagi anak-anak tepat pukul 6 pagi, sudah berbaris rapi di lapangan, untuk melantunkan Asmaul Husna, tapi pagi ini mereka berada diruang kelasnya masing-masing, tetap mengumandangkan Asmaul Husna dengan penuh kekhusyuan.

Hujan pun kian deras, diruang guru ku terpaku, kulemparkan pandangan ku pada bulir-bulir air hujan yang berjatuhan dibalik jendela kaca. Kutarik nafas dalam- dalam lalu kuhembuskan. Kutermenung sambil terus memandangi air hujan yang beriringan jatuh ke bumi, "ah... bisakah aku seperti air hujan?"

Hujan yang jatuh di pegunungan akan segera turun ke lembah melewati sungai-sungai, dan akan terus mengalir dan mengalir walau banyak lika-liku aliran sungai, batu-batu yang menghadang tapi dia akan terus mengalir tanpa henti dia pantang untuk Kembali. Hanya satu tujuan tiba disamudera tempat bermuara.

Begitulah kehidupan kita, tidak selamaya berjalan lancar banyak lika-liku, hambatan dan tantangan yang selalu menghadang, belajarlah dari air hujan yang tanpa putus asa dan pantang menyerah  dia akan terus mengalir sampai tiba di muara tempat berlabuh. Betapaun berat cobaan yang kita hadapi, janganlah berputus asa berusahalah sekuat tenaga dan segenap kemampuan untuk menghadapi rintangan itu, berserah diri pada Yang Maha Kuasa. Karena Kita yakin dan Percaya dibalik Kesulitan Pasti ada kemudahan, dibalik kesedihan ada kebahagiaan. Mengalirlah seperti aliran sungai. Sejauh dan berlikunya jalan yang dilintasi pada ahirnya akan berakhir di muara yang tenang. Seberat dan sederas apapun cobaan yang kita hadapi bersabarlah,percayalah diujung sana ada muara kebahagiaan menanti.

Bisakah aku seperti air hujan? Dia akan selalu setia jatuh kebumi, dengan membawa sejuta manfaat bagi kehidupan mahluk hidup di bumi. kehadirannya selalu dirindukan bagi mereka yang kehausan. Bisakah kehadiran kita membawa manfaat bagi banyak orang?

24 Februari, dibalik jendela SMPN 2 Pasawahan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun