Mohon tunggu...
Jajat Jatnika
Jajat Jatnika Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang guru yang sedang belajar untuk menulis, saya ingin tulisan saya bermanfaat bagi saya dan khalayak. Salam Literasi untuk seluruh Pembaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mencintai Lingkungan Melalui Gerakan Asah Asih

10 Februari 2023   07:26 Diperbarui: 10 Februari 2023   07:30 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Begitulah kira-kira pepatah yang memiliki makna kurang lebih  dimanapun kita berada harus mampu beradaftasi dengan keadaan setempat. Pepatah ini mengajarkan kepada kita pentingnya mentaati setiap norma yang berlaku, guna mewujudkan kehidupan yang tenteram. 

Di setiap tempat yang kita kunjungi tentu kita mendambakan keadaan tempat yang nyaman dan bersih, bebas dari sampah. Dan ditempat itu pula pasti ada aturan untuk menjaga kebersihan lingkungan, di tempat manapun terutama diruang publik pasti diwajibkan untuk memelihara kebersihan lingkungan. 

Tapi apakah hal ini bisa diwujudkan? mengingat kesadaran warga untuk mencintai lingkungan terutama dalam memperlakukan sampah masih rendah? tentu saja bisa, kita sebagai mahluk berbudaya pada dasarnya memiliki keinginan untuk menciptakan lingkungan yang asri. Untuk meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya mencintai lingkungan perlu proses untuk merubahnya, membutuhkan waktu yang tidak sebentar, namun dari hal-hal kecil dan sederhana bisa kita mulai. Penumbuhan karakter cinta lingkungan bisa kita tumbuhkan sejak dini. Sekolah sebagai lembaga pendidikan, bisa dijadikan sarana untuk membentuk karakter generasi muda yang cinta lingkungan. 

Apa yang mesti dilakukan? Hal-hal sederhana bisa kita tumbuhkan menjadi kebiasaan positif yang kelak akan tumbuh menjadi karakter warga negara, yang cinta akan lingkungan sekitar dan  alamnya. Di SMPN 2 Pasawahan penumbuhan karakter cinta lingkungan sudah dicanangkan melalui gerakan Asah Asih. Apa itu gerakan Asah Asih? 

Gerakan Asah Asih merupakan akronim dari Gerakan Ambil Sampah Sampai bersih, sebuah gerakan yang  mengharuskan setiap siswa memungut sampah dilingkungan sekolah apabila siswa tersebut melihatnya, apapun jenis sampahnya. Kemudian memilahnya sebelum dimasukan ke tempat sampah. Sampah organik dan anorganik harus dipilah semenjak di tempat sampah. Sampah yang telah dipilah ini kemudian diwaktu tertentu akan diolah oleh para siswa itu sendiri. Sampah organik diolah menjadi pupuk kompos, sementara sampah anorganik dilakukan proses daur ulang salah satunya dijadikan ecobrick. hasil dari ecobrick ini dimanfaatkan menjadi kursi, meja, pembuatan bedengan dan sebagainya. 

Melalui gerakan ini diharapkan tumbuh menjadi kebiasaan siswa untuk tidak membuang sampah sembarangan, dengan penuh kesadaran memungut sampah jika melihatnya, menumbuhkan kepedulian siswa terhadap lingkungan.

Gerakan Asah Asih ini secara umum lebih ditekan kan pada kegiatan sebelum pembelajaran di kelas. Diawal kegiatan pembelajaran siswa melakukan dulu gerakan Asah Asih sehingga tidak ada sampah di kelas. Idealnya gerakan ini dilakukan bukan hanya diawal masuk kelas, tetapi disetiap pergantian jam pelajaran, guru melakukan gerakan yang sama. Jika gerakan ini sudah membudaya, bisa dipastikan sejak awal masuk kelas sampai jam berakhir kelas, ruang kelas akan selalu dalam keadaan bersih. Melalui gerakan Asah Asih ini diharapkan menjadi motivasi bagi siswa untuk lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran.

Selain membuat kelas menjadi nyaman dan bersih, gerakan Asah Asih pun dapat meringankan tugas piket kelas, karena sampah yang berada di kelas sedikit bahkan tidak ada. Pemilahan sampah pun dimulai dari ruang kelas. Disetiap barisan meja siswa diletakan sebuah botol air mineral bekas yang diikatkan dikaki meja. Jika siswa memiliki sampah yang berupa sampah plastik, maka siswa membuangnya ke botol bekas air mineral. hasil dari pengumpulan sampah plastik ini nantinya akan dijadikan sebagai ecobrick.

Melalui gerakan Asah Asih, mari kita ciptakan lingkungan sekolah yang indah tanpa sampah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun