Mohon tunggu...
Jaja Mardiansyah
Jaja Mardiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Pemerintahan

Seorang mahasiswa yang aktif diberbagai organisasi serta komunitas yang memiliki tujuan untuk menjadi seorang akademisi serta senanng mengamati keadaan sosial

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Refleksi Pagi Hari: Melihat Kembali Penyebab Anak Muda Mudah Cemas Akan Masa Depan

8 Maret 2024   09:04 Diperbarui: 8 Maret 2024   09:05 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini aku merenungi suatu hal, di mana dalam prosesnya sekarang, manusia benar-benar terjebak dalam konsep postivisme. Manusia-manusia yang selalu percaya bahwa segala sesuatunya dapat di kalkulasikan. Sehingga, dalam kehidupannya ia acap kali mengupayakan agar setiap fenomena atau hasil yang di dapat dengan penjelasan rasional.

Hal tersebut mendorong lahirnya konsep mengenai tips-tips dan cara-cara serta langkah-langkah yang bagaimana untuk mendapatkan apa yang di inginkan. Ini memberikan beberapa dampak pada psikologis manusia. Akan tetapi, dampak yang di hasilkan bukan hanya dampak positif aja, melainkan berikut dengan dampak negatifnya.

Untuk dampak positif sendiri tentu kita telah memahami bahwa dengan menguraikan setiap tujuan kita kepada langkah-langkah perencanaan yang konkrit membuat apa yang menjadi cita-cita lebih jelas terlihat. Namun, dalam perjalanannya acap kali apa yang di rencanakan dengan apa yang terjadi di lapangan sangat berbeda, dan ini normal serta kita akui kenyataannya. Sehingga saat ini manusia lebih terdorong untuk berupaya mewujudkan cita-citanya dengan keyakinan pada setiap langkah yang ia kerjakan.

Adapun untuk dampak negatif sendiri ini merupakan konsekuensi logis dari adanya konsep tersebut. Karena dalam mengamati semua fenomena cenderung menggunakan kalkulasi, maka manusia lebih rawan untuk terkena gejala khawatir atau depresi. Hal ini di perkuat dengan adanya fakta bahwa perubahan dunia saat ini mengarah kepada ketidakpastian. 

Ketidakmampuan manusia dalam menghadapi ketidakpastian tersebut membuat manusia merasa tak berdaya. Bahkan, saya kira ini lah salah satu penyebab mengapa anak muda yang menjelang memasuki dunia kerja lebih rawan terkena depresi. 

Kenapa ini menjadi perhatian bagi saya, karena satu hal yang acap kali luput di perhatikan oleh seorang manusia atau khususnya anak muda dalam hal ini. Beragam peristiwa sejarah ataupun pengalaman-pengalaman masa kecilnya justru lebih banyak kepada hal yang tak terprediksi. 

Bisa dalam bentuk suatu keberuntungan atau kesialan. Namun, hal ini benar-benar tidak bisa di kendalikan oleh seorang manusia. Padahal, faktor ini acap kali mempunyai peran besar dalam setiap cerita kesuksesan orang lain.

Menulis ini membuat saya teringat kepada salah satu Quotes yang ada di buku "aku menulis maka aku" ada karya maman suherman, Quotes tersebut menyebutkan bahwa dunia nyata boleh jadi tidak masuk akal karena kita tidak ikut terlibat dalam perencanaan sekenarionya, maka pastikan dunia fiksi yang di buat masuk akal setiap kejadiannya harus terdapat unsur sebab akibat yang jelas.

Faktor alam dan ketentuan takdir mempunyai peranan besar dalam setiap peristiwa. Ketika manusia melupakannya dan terfokus dengan usaha yang ia lakukan, maka potensi dia untuk khawatir akan masa depan semakin besar. 

Penyebab utama adanya penolakan ini barangkali di sebabkan oleh minimnya tingkat spiritualitas yang di miliki oleh seorang manusia. Maka menjadi tugas kita saat ini, untuk bagaimana kembali ke fitrahnya seorang manusia, yang tidak hanya menempatkan posisinya sebagai subjek dari setiap peristiwa melainkan juga menempatkan nya sebagai objek dari ketetapan-Nya, atau yang sering kita kenal dengan istilah Takdir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun