Mohon tunggu...
Vincentius Yogi Fitra Firdaus
Vincentius Yogi Fitra Firdaus Mohon Tunggu... -

Vincentius Yogi Fitra Firdaus nama yang saya sandang sejak lahir. Saya tidak pernah tahu kenapa orang tua saya memberikan nama sepanjang itu hanya rahasia beliau dan Tuhan. Ahh...apalah arti sebuah nama yang saya hanya tahu dan yakini ada doa dan harapan di balik nama itu. Lahir pada tahun 1990 di sebuah dataran bernama Bandung, tumbuh dan besar di Kota yang sama dari mulai belajar melangkahkan kaki sampai tercatat sebagai Mahasiswa Psikologi. Bermimpi menjadi seorang penjelajah dunia,mencintai dunia traveling semenjak duduk di kelas dua SMP,menikmati setiap sensasi petualangan menembus hutan rimba,mendaki gunung,melintasi lautan luas,kemeriahan kota besar,keaguangan peninggalan masa lampau dan menyelami setiap kunikan budaya lokal. Aktif di komunitas pecinta traveling dan Hospitality exchange melalui komunitas CouchSurfing Indonesia. ya..inilah saya sang "Jajakakelana"

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sore Hari di Alun-Alun, "Tempat Rekreasi Murah-Meriah" Bagi Warga Kota Bandung

19 April 2010   07:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:43 1392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu 18 April 2010 Sebenarnya sebuah ketidaksengajaan kalau akhirnya bisa singgah disuatu tempat bernama Alun-alun Bandung yang berada di kawasan Dalem Kaum tepat di depan "Mesjid Raya Jawa Barat" yang lazim di kenal dengan sebutan Mesjid Agung. Awalnya hanya sekedar untuk berburu Photo dengan menggunakan pocket kamera alias kamera saku sederhana di sekitar Gedung Merdeka dan Museum KAA berhubung sedang di adakan peringatan 50 tahun Museum KAA. Akhirnya Saya dan kedua teman di CouchSurfing Bandung Andhika Pandu Winata dan Phebe Wibisana setelah mengikuti latihan angklung bersama di Angklung Web Institute kembali menelusuri Jalan Braga dan Asia Afrika untuk berburu Photo (lagi-lagi nama kedua jalan itu yang di bahas) hehehe. [caption id="attachment_121705" align="aligncenter" width="300" caption="Pamflet Rangkaian Acara 50 tahun Museum KAA"][/caption] Setelah hampir 30 menit berjalan kaki menyusuri sepanjang Jalan Braga dan Asia Afrika akhirnya kami sampai di kawasan Alun - Alun Bandung,sebenarnya jarak dari Jalan Braga menuju kawasan alun-alun ini tidak begitu jauh hanya sekitar 10menit dengan berjalan kaki dan dari kejauhan sudah bisa terlihat dua menara mesjid yang menjulang tinggi.Tapi dikarenakan rencana kita memang untuk berburu Photo jadi harus berhenti di beberapa tempat. [caption id="attachment_121711" align="alignleft" width="225" caption="Jalan Alun - Alun Timur"][/caption] Seperti tempat yang disebut alun-alun pada umunnya,tempat ini juga merupakan lahan terbuka tempat aktivitas masyarakat umun dan berada di dekat Kantor Pemerintahan (Pendopo Wali kota) dan Mesjid Agung. Menurut sejarah kawasan alun-alun Bandung ini sudah ada dari sekitar tahun 1810 ketika Bupati Wiranatakusumah II Bupati Bandung saat itu memindahkan ibu kota dari Karapyak (Dayeuh Kolot) ke kawasan dekat sungai cikapundung atas perintah Gubernur Jenderal Deandels atau dikenal dengan sebutan "Mas Galak". Kawasan alun-alun Bandung ini pernah ditutup cukup lama untuk umum selama masa renovasi Mesjid Agung Bandung yang sekarang menjadi Mesjid Raya Jawa Barat dan penataan kembali area alun-alun. Pada tahun 2005 ketika saya masih duduk di kelas 1 SMA area alun-alun mulai di buka kembali untuk umum seusai di renovasi dan "ditata ulang" [caption id="attachment_121722" align="aligncenter" width="300" caption="Gedung Bank Mandiri di seberang Alun-alun Bandung"][/caption] Hampir 5 tahun setelah pembukaan kembali alun-alun pasca mengalami masa renovasi panjang,takdir membawa saya untuk mengunjungi tempat ini bersama dua teman saya sesama penggila traveling dan backpacking. [caption id="attachment_121719" align="aligncenter" width="225" caption=""Dua kawan seperjalanan" Andhika Pandu Winata dan Phebe Wibisana"][/caption] Kaget melihat keadaan alun-alun Bandung sekarang ini berbeda jauh dengan 5 tahun yang lalu ketika baru dibuka kembali sepi dan nyaman untuk digunakan sebagai tempat beristirahat sejenak menikmati udara sore. [caption id="attachment_121760" align="alignleft" width="300" caption="Alun-alun sekarang"][/caption] Suasananya ramai sekali orang-orang tumpah ruah di tempat ini ketika sore hari menjelang maghrib ada yang hanya sekedar jalan-jalan,melihat-lihat,duduk,bercengkrama bersama keluarga ada juga yang asyik berpacaran he.he.he. Berbagai macam pedagang ada disini dari mulai sekedar penjual rokok,minuman,makanan,mainan anak-anak,balon sabun sampai yang menjual kaos pun ada. Memang di Indonesia apapun bisa jadi barang dagangan dan dimanapun bisa berdagang. Ditempat ini kita bisa menemukan berbagai macam penjual makanan seperti kacang rebus,tahu gejrot,sekoteng panas,ketan bakar (ulen - Sunda),Gorengan dan Batagor jadi jangan sampai takut kelaparan. [caption id="attachment_121765" align="aligncenter" width="300" caption="Penjual Kacang Rebuss"][/caption]

Semua harga makanan dan minuman disini bervariasi antara Rp.200 sampai dengan Rp.15.000 tapi harus hati-hati juga sebaiknya kita bertanya terlebih dahulu harga satu porsi makanan yang kita beli karena terkadang hanrganya tidak  manusiawi apalagi keliatan pendatang (disangka turis kali ya..) [caption id="attachment_121777" align="aligncenter" width="225" caption="Penjual Tahu Gejrot"][/caption] [caption id="attachment_121781" align="aligncenter" width="300" caption="Sekoteng panas"][/caption] [caption id="attachment_121784" align="aligncenter" width="300" caption="Penjual Ketan Bakar"][/caption] Hal yang paling menarik hati saya adalah beberapa jenis permainan anak-anak seperti layaknya di game centre hasil kreasi dan ciptaan sendiri. Mata saya kagum melihat sejenis permainan kereta api yang digerakan oleh mesin sederhana bertenaga accu,wahh...hebat sekali bisa menerapkan konsep fisika sederhana padahal saya sendiri tidak pernah terpikirkan. [caption id="attachment_121786" align="alignleft" width="300" caption="Kereta Api mainan"][/caption] Hanya cukup dengan uang sebesar Rp.3000,00 anak-anak sudah bisa menikmati permainan sederhana ini selama 5 menit,senang saya melihat anak-anak yang tertawa senang bahkan ada yang merengek kepada orang tuanya ingin naik "wahana itu lagi". Selain itu ada juga "wahana" lain berupa mobil yang digerakan dengan menggunakan listrik sama hanlnya seperti permainan kereta api tadi cukup dengan membayar Rp.3000,00 anak - anak sudah bisa menjadi pembalap dadakan di tengah keramaian mausia yang lalu lalang di sekitar alun-alun. [caption id="attachment_121789" align="aligncenter" width="300" caption="Pembalap Cilik"][/caption] Tidak hanya itu ada permainan lain yang membuat saya tertarik untuk melihat dan menggambil gambar, kolam pancing buatan dengan menggunakan kolam renang yang terbuat dari plastik. Anak-anak mendapatkan sebuah pancingan mainan dan satu ember kecil mereka harus bisa mengail ikan-ikan yang terbuat dari plastik pula,lucu melihat tingkah laku mereka bahkan ada anak yang ketakutan dan memanggil oran tuanya pas melihat saya mau mengambil gambarnya. [caption id="attachment_121793" align="aligncenter" width="300" caption="Ayo Dek Semangat mancingnya"][/caption] [caption id="attachment_121795" align="aligncenter" width="225" caption="Kerja sama tim kakak dan adik"][/caption] [caption id="attachment_121798" align="aligncenter" width="225" caption="Tenang dek gak usah takut Kakak gak gigit koq hehehe"][/caption] Senang melihat tingkah polah mereka yang lucu dan polos,dimasa - masa penuh perkembangan. Saya juga kagum melihat orang tua yang dengan setia mendampingin anak-anaknya bermain bahkan ada seorang ibu yang ikut naik kereta mainan tadi demi menjaga sang buah hati tercinta,karena sebaiknya sang anak tumbuh dan berkembang berada dalam pengawasan orang tua dan keluarga (haduh..koq jadi kaya dosen psikologi saya hehehe..) [caption id="attachment_121815" align="aligncenter" width="225" caption="Mesjid Agung Bandung"][/caption] Hari semakin sore dan semakin ramai didatangi orang-orang yang ingin berekreasi murah - meriah sambil menikmati suasana sore hari dilanjutkan sholat maghrib di Mesjid Agung. [caption id="attachment_121821" align="aligncenter" width="225" caption="Rekreasi Murah - Meriah"][/caption] [caption id="attachment_121825" align="aligncenter" width="225" caption="Obral Rp.5000,00"][/caption] Alun-alun Bandung bisa menjadi arena bagi warganya yang membutuhkan tempat berekreasi dan berlibur bersama keluarga yang sederhana tapi bisa mengakrabkan satu sama lain,juga sebagai tempat untuk berinteraksi sosial karena tak disangka salah satu teman kami bertemu dengan teman lamanya. Setelah pergi backpacking ke luar kota dan ke beberapa negara yang saya lakoni dari semenjak kelas 2 SMP ternyata ada banyak hal unik yang tidak pernah saya ketahui sebelumnya. [caption id="attachment_121818" align="aligncenter" width="225" caption="Baju Sablon"][/caption] [caption id="attachment_121830" align="aligncenter" width="225" caption="Penjual Kaos Sablon"][/caption] Membuat saya semakin ingin lebih mengenal kota yang sudah membesarkan saya ini menjelajahi setiap sudut yang memiliki cerita tersendiri. [caption id="attachment_121832" align="aligncenter" width="500" caption="Mesjid Raya Propinsi Jawa Barat"][/caption] Sore itu berlalu cepat karena saya dan teman-teman harus segera ke Universitas Katolik Parahyangan untuk menyaksikan pagelaran "Wajah Nusantara" berupa tarian tradisional dan berbagai daerah di Nusantara yang diselenggarakan oleh komunitas "Listra" salah satu UKM di Universitas tersebut. Satu hal lagi yang saya dapat sore itu rekreasi tidak harus jauh-jauh dan mahal cukup ke alun - alun saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun