Mohon tunggu...
jaja jamaludin
jaja jamaludin Mohon Tunggu... Penulis - Dosen di Universitas Bosowa

Sebagai praktisi pendidikan di Universitas Bosowa yang fokus pada pendidikan sains, fisika terapan, green technology, green energy serta agriculture. Selain itu menaruh minat pada soal-soal social, politic dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Prinsip Kesalingterhubungan dalam Pendidikan Holistik

27 November 2016   18:01 Diperbarui: 27 November 2016   18:19 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh Jaja Jamaludin,
Praktisi pendidikan pada Universitas Bosowa

Salah satu prinsip dalam paradigma pendidikan holistik yang sifatnya niscaya adalah prinsip KESALINGTERHUBUNGAN (connectedness). Prinsip ini tiada lain merupakan antitesa dari cara pandang paradigma newtonian yang reduksionis dan mekanistik. Tidak ada realitas tunggal, demikian prinsip ini menyadari bahwa setiap realitas adalah kompleks dan terhubung satu sama lain dan saling mempengaruhi secara timbal balik. itulah sebabnya paradigma pendidikan holistik menempatkan prinsip kesalingterhubungan sebagai prinsip fundamental. 

Ini karena bukan saja koheren dengan realitas empiriknya tetapi juga dengan cara pandang yang mendasarkan diri dari pureinsip kesalingterhubungan, maka entitas pendidikan dan proses didalamnya akan dipandang lebih dinamis dan futuristik. Dinamis artinya, entitas pendidikan merupakan ekspresi sistem budaya komunitas. 

Futuristik artinya dinamika pendidikan akan membangun masa depan yang lebih kompleks dan bertumbuh secara dinamis pula. Atas dasar ini pula, barangkali kemendikbud mencanangkan moto nasionalnya : membentuk INSAN dan EKOSISTEM PENDIDIKAN dan KEBUDAYAAN yang berkarakter.

Wikipedia mendefinisikan ekosistem yakni Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. 

Maka, bisa kita kontruksi pemikiran kita bahwa ekosistem pendidikan adalah sebuah sistem ekologi pendidikan yang terbentuk oleh hubungan timbal balik terpisahkan antara civitas pendidikan dengan stakeholdernya. dalam komunitas sekolah, maka kita dapat mengartikan ekosistem sekolah sebagai sebuah sistem ekologi sekolah yang terbentuk oleh hubungan timbal balik yang tak terpisahkan antara civitas sekolah dan stakeholder serta lingkungan sekolah.

Mencermati prinsip kesalingterhubungan dalam ekosistem pendidikan bahkan pada level ekosistem sekolah adalah penting. Sebab, prinsip ini menyadari memungkinkan setiap anggota ekosistem mendapatkan dan melepaskan "energy" kolaborativenya. Sistem aliran energy dalam ekosistem pendidikan dapat dipahami sebagai fungsi pokok pendidikan yang kita kenal dengan istilah sharing and growth together. Dengan memaknai prinsip kesalingterhubungan dalam ekosistem pendidikan dan ekosistem sekolah maka menjadi logis, jika menjadi guru sebagai pendidik juga sebagai pembelajar. Sebagai murid yang pembelajar boleh jadi menjadi sumber inspirasi dalam menumbuhkembangkan pendidikan atau sekolah.

Prinsip kesalingterhubungan juga akan membawa sebuah ekosistem pendidikan dan ekosistem sekolah kedalam sikap saling egaliter. Dalam ekosistem pendidikan atau ekosistem sekolah akan berkembang keasadaran egalitarinism dalam atmosfer sekolah. atmosfer egalitarianisme tentu tidak bertentangan dengan prinsip gradasionalitas eksistensi anggota ekosistem berdasarkan pada kapasitas dan kapabillitasnya. Prinsip ini lebih membuka ruang diologis saling mengalirkan energy positif serta membuka ruang demokratisasi dalam pendidikan. wallahu'alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun