Mohon tunggu...
Jaisyu Rahman
Jaisyu Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa

berbisnis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Global untuk Mengatasi Ancaman Nuklir di Semenanjung Korea

14 September 2024   20:06 Diperbarui: 14 September 2024   20:09 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Korea Utara telah meluncurkan serangkaian uji coba ledakan nuklir untuk mencegah serangan dari Amerika Serikat. Namun, ketika Jepang dan Korea Selatan mencari perlindungan di bawah perlindungan nuklir Amerika Serikat, Korea Utara juga menargetkan kedua negara tersebut untuk menunjukkan kredibilitasnya. Korea Utara menjadikan pengembangan nuklir sebagai bagian dari upaya modernisasi kekuatan militernya. 

Ada beberapa alasan lain yang disinyalir sebagai alasan Korea Utara mengembangkan kekuatan nuklir. Diantaranya adalah mengenai kekuatan rezim, Korea Utara menjadikan kekuatan nuklir sebagai upaya untuk menjadikan sistem negara yang cenderung komunis, masih dapat eksis di kancah internasional. 

Adapun alasan lain adalah kepemilikan nuklir dapat menjadi salah satu cara mereka untuk mendapatkan sekuritas hingga dapat mengarahkan Amerika Serikat ke tahap negosiasi. Namun hal ini tentu menjadi salah satu kekhawatiran dunia internasional. Salah satu alasan terkuat adalah dengan seberapa seringnya Korea Utara melakukan uji coba kekuatan nuklirnya. 

Bahkan hingga di tahun 2024, Korea Utara masih secara aktif melakukan uji coba nuklir. Hal ini memunculkan kekhawatiran dan memengaruhi kondisi politik khususnya di wilayah Asia.

Strategi global untuk mengatasi ancaman nuklir di Semenanjung Korea melibatkan berbagai elemen dan kerja sama internasional. Beberapa upaya Global yang telah dilakukan dalam mengatasi ancaman nuklir di Semenanjung Korea, salah satunya adalah Six-Party Talks

Six-Party Talks adalah sebuah forum diplomatik multilateral yang dibentuk pada tahun 2003 dengan tujuan utama untuk mengatasi program nuklir Korea Utara. Tujuan dari Six-Party Talks adalah untuk menangani dan memberhentikan program nuklir di Semenanjung Korea dan denuklirisasi di Semenanjung Korea. Terdapat proses dalam menganani kebijakan ini yaitu Periode konsultasi:  Pembicaraan enam pihak telah berlangsung selama beberapa tahun dan beberapa kesepakatan  telah dicapai. 

Namun proses ini telah terhenti beberapa kali, misalnya pada tahun 2009. Bekerja sama dengan Korea Utara untuk mencapai perdamaian di Semenanjung Korea. Efektivitas yang terbatas: Banyak penelitian  menunjukkan bahwa perundingan enam pihak tidak terlalu efektif dalam mencapai denuklirisasi Korea Utara. Hal ini disebabkan oleh kepentingan nasional masing-masing negara anggota, konsep self-help Korea Utara, dan kekacauan sistem internasional. 

Pandangan Neorealisme: Teori neorealisme menyatakan bahwa kerja sama multilateral seperti Six Party Talks tidak efektif dalam menyelesaikan konflik karena sifat  Korea Utara yang provokatif yang mengutamakan senjata sebagai sarana untuk memajukan kepentingan nasionalnya. Memperkuat Strategi Pencegahan: Saat ini, Korea Selatan dan Amerika Serikat sedang meningkatkan strategi pencegahan mereka, dengan fokus pada  perluasan penangkal nuklir AS di Semenanjung Korea dan pengembangan penangkal non-nuklir Korea Selatan.

Oleh karena itu, meskipun Perundingan Enam Pihak masih menghadapi banyak tantangan dan keterbatasan, namun perundingan ini merupakan upaya diplomasi yang kompleks dan dinamis untuk mengatasi ancaman nuklir di Semenanjung Korea.

Strategi global untuk mengatasi ancaman nuklir di Semenanjung Korea melalui sistem dua negara di semenanjung tersebut melibatkan berbagai strategi dan kerja sama internasional. Berikut  beberapa aspek penting. Sistem dua negara mempunyai visi yang seragam. Reunifikasi adalah gagasan menyatukan Korea Utara dan  Selatan menjadi satu negara. Meskipun visi ini telah dicita-citakan sejak lama, namun prosesnya masih sangat kompleks dan terhambat oleh perbedaan ideologi dan kepentingan nasional.

Kerja sama Ekonomi
Kerja sama Energi dan Ekonomi: Anggota Six Party Talks telah berjanji untuk meningkatkan kerja sama dalam bidang energi, ekonomi, investasi, dan perdagangan. Bantuan energi dari negara-negara lain juga ditawarkan sebagai kompensasi untuk membantu Korea Utara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun