Mohon tunggu...
T**let Bekas
T**let Bekas Mohon Tunggu... -

PT Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Usul Reformasi Fatinistic

25 Februari 2014   21:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:28 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini disalin dari tulisan saya di forum G+ FATINISTIC dan Kampung Fatinistic, menyikapi  perdebatan perbedaan pandangan yang mengerah konflik kelompok di antara Dewan Penasehat Fatinistic Pusat dan sebagian pengurus Fatinistic Pusat sendiri yang rata-rata berusia di atas 35 tahun.

-----------------------------------------------------------

Setelah ditimang-timang dan dipikir-pikir, segala kegaduhan yang selama ini menimpa Fatinistic tidak lebih hanya kegaduhan para "orang tua" sementara sebenarnya para anak mudanya masih kompak-kompak saja alias nyantai-nyantai saja. Makanya saya pikir organisasi Fatinistic harus memisahkan antara anak muda dan para orang tuanya. Pemisahan ini dipandang perlu untuk memisahkan idealisme anak muda dan pragmatisme para orang tua.

Untuk masalah ini, contoh yang paling baik adalah dengan meniru konsep organisasi gerakan kemahasiswaan seperti HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), PII (Pelajar Islam Indonesia), GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia), dll.

Di HMI misalnya. Organisasi ini memisahkan antara struktur gerakan perkaderan yang terdiri dari para anak muda yang idealis maupun yang sedang belajar menemukan idealismenya dengan para orang tua atau alumninya yang tergabung pada organisasi tersendiri yang bernama KAHMI (Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam).

Pemisahan ini sangat penting karena tentu saja dunia anak muda dan para orang tua memang sangat berbeda. Benturan dua dunia yang bercampur baur inilah yang mengakibatkan kegaduhan yang sangat kontraproduktif di Fatinistic. Yang ujung-ujungnya malah melemahkan Fatinistic secara keseluruhan.

Organisasi Fatinistic yang dikelola oleh para anak muda yang masih semangat dan lebih memiliki waktu luang akan menjadi wadah yang baik sebagai media pembelajaran mereka, tanpa disibukkan dengan dunia pragmatisme orang tuanya. Sementara para otrang tuanya bisa membentuk wadah sendiri yang lebih bersifat kultural dengan sistem kepemimpinan presidium untuk lebih meminimalisir efek pragmatisnya. Organisasi para orang tua bisa lebih bersifat pada gerakan mendukung seluruh gerakan Organisasi Fatinistic yang dikelola oleh anak muda, baik dukungan moril maupun materiil.

Organisasi para orang tua Fatinistic juga bisa memfokuskan diri pada gerakan intelektual dan kultural yang berfungsi sebagai pengawas dan penjaga nilai-nilai Fatinistic baik secara internal maupun kaitannya dengan sosialisasi di dunia luar.

Dengan adanya pemisahan ini, maka harus ada batasan umur di kepengurusan Organisasi Fatinistic dan dihapuskannya Dewan Penasehat di tubuh Kepengurusan Pusat. Karena memang sudah tidak terbukti kegunaannya. Biarlah para anak muda Fatinistic belajar mengelola organisasinya sendiri, yang sesuai dengan karakter dunianya. Namun hubungan mereka dengan para orang tua tetep secara informal bisa dilakukan melalui wadah komunikasi yang baik.

Namun untuk melakukan perubahan itu semua, harus melalui mekanisme yang benar pula, yaitu melalui jalan KONGRES LUAR BIASA agar seluruh komponen Fatinistic bisa merasa memiliki, bukan melalui segelintir orang atau kelompok sehingga menimbulkan apatisme bagi sebagian besar lainnya.

Wahai anak-anak muda Fatinistic diseluruh regional Indonesia, BERGERAKLAH ! perubahan ini harus datang dari tangan kalian sendiri, bukan dari para orang tua.

Salam Reformasi Fatinistic

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun