Mohon tunggu...
Munmun Dewi
Munmun Dewi Mohon Tunggu... -

pangeran, ini janjiku sebagai bukti kesungguhanku padamu. selanjutnya, tak akan pernah kusesali jarak yang tercipta. karena aku pecaya tiap kali aku menutup mata, kita bersatu dalam ketakterbatasan. tak perlu kata atau jabat tangan. karena hati kita sudah saling mengerti. mungkin salah satu bahasa cinta tanpa pernah kita sadari.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

The Brown Snow

7 Maret 2010   04:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:34 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dit is zo'n wonder
jij in mijn leven is het mooiste wat ik me kan bedenken
de afstand is een realiteit ik weet dat
maar mijn liefde voor jouw is echt
schat, ik hou van jou tot aan het einde van de reis
ook al weet ik dat jij het einde van mijn reis bent

This is the longest words i ever received from him. he is not a kinda romantic guy who always send a sweet word like "i love you", "missing you so much", or whatever.

He just a person who i can trust to be with me. he is a half part of me since we are in love, fully crazy in love. though he never show his feeling, i know that he feels it as much as i do.

we are in love, however... and we are lucky knowing each other. this is the right way i have been waited since a long time.....found the perfect fit of my heart.

entah berapa lama aku menanti hari ini. hari dimana semua jarak bukan lagi halangan. dimana aku benar-benar bisa menyentuhnya. dimana kami tidak lagi main kucing-kucingan karena perbedaan waktu. we used to be in two different words. dan akhirnya hari ini kami akan benar-benar...... bertemu.

tidak sabar aku melahap setangkup roti yang disiapkan ibu untuk sarapanku. kuteguk susuku secepat yang aku bisa. hari ini adalah hari penting untukku, batinku. aku tidak boleh terlambat. dia akan datang.

bergegas aku masuk ke mobil, dengan setengah tak sabar menyuruh Pak Nyoman  agar menyalakan mobil dan berangkat. hari ini aku tidak boleh terlambat. dia akan datang.

bandara ngurah rai lumayan sesak dengan orang. banyak orang asing yang berkeliaran. apalagi di terminal kedatangan international. aku pun menanti disana. pak nyoman sudah kusuruh pulang, aku mau menikmati moment ini sendiri. aku menunggu. pesawatnya landing pukul 12.15 dan ini baru pukul 9. aku datang terlalu pagi. tapi aku butuh mempersiapkan diri. aku terlalu grogi untuk ini. setelah sekian lama, kami akan bertemu.

sambil menanti, aku buka laptopku. mencoba mencari kesibukan agar aku tidak terfokus pada rasa nervous yang begitu besar ini. aku buka account yahoo, facebook, goodreads, kompasiana, twitter, friendster, plurk, demi mengusir rasa yang menguasaiku sekarang, takut. aku takut akan kebersamaan yang tiba-tiba begitu nyata ini.

setelah setahun kami tak bertemu. setelah setahun kami berbeda dunia. setelah setahun kami tidak tidur dalam waktu yang sama. hari ini kami akan bertemu. dan akan beraktivitas dalam zona waktu yang sama, sepenuhnya. kami akan bertemu. benar-benar bertemu. dua tubuh manusia ini akan benar-benar nyata bersentuhan. bukan lagi lewat dunia maya yahoo, skype, atau facebook.......kali ini nyata.

sudah pukul 12.00. aku semakin nervous. 15 menit lagi. 15 menit yang aku rasa terlalu cepat. aku butuh lebih banyak waktu untuk menyesuaikan diri. butuh lebih banyak waktu untuk mempersiapkan sel-sel tubuhku agar tidak terkejut oleh moment ini.

setahun ini aku selalu menanti agar bisa bertemu. aku selalu merengek padanya seperti anak kecil, agar dia datang secepatnya. lalu kenapa sekarang aku malah ingin dia jangan datang. aku terlalu takut untuk hal baru ini. benar-benar bertemu.

pesawat dari China Airlines sudah landing. itu pesawatnya. dia datang. dia di sini. tinggal beberapa menit lagi dan dua dunia tak akan ada lagi. aku menanti. tapi hatiku ingin berlari. pergi sejauh mungkin dan mengambil lebih banyak waktu untuk mempersiapkan diri.  aku menatap kosong ke arah pintu keluar. aku malah berharap ini mimpi dan dia tidak benar ada di sini.

dan itu dia. dia tersenyum padaku. sedangkan aku hanya bisa diam. dan menatapnya, meyakinkan diri bahwa ini bukan mimpi. dia mendekat dan memelukku. aku diam. dia mengecup keningku. aku diam.

"how are you, baby?" katanya. aku diam. masih belum bisa beradaptasi dengan kehadirannya yang kurasakan memenuhi udara. aku sesak. "girl?are you ok?" tanyanya sekali lagi. aku membuka mulut ingin bicara. tapi hanya diam yang tersisa. kemudian tubuh ini bereaksi. aku memeluknya. erat. kukerahkan semua tenagaku.memeluknya. sebagai balasan satu tahun yang begitu panjang. buliran air mata tak terasa jatuh. aku menangis. satu-satunya respon yang aku sadari, setelah pelukan ini.

"ok girl, everything's ok. i am here right now." katanya berusaha menenangkanku. "i miss you" kata pertama yang berhasil aku ucapkan. "ok girl, i miss you too" balasnya sambil mengecup keningku lagi. "let's go home baby" katanya sambil berusaha menggiringku menuju arah parkir. pak nyoman sudah disana. entah sejak kapan.

di mobil yang bisa kulakukan hanya memegang lengannya, seerat yang aku bisa. sedangkan dia sibuk mengobrol dengan pak nyoman yang bahasa inggrisnya pas-pasan. kalau situasinya tidak seperti ini, aku pasti sudah tertawa mendengar aksen pak nyoman yang sangat aneh. untungnya masih bisa dimengerti olehnya.

dan yang terjadi seterusnya adalah, kami bertemu. bersama. tanpa harus khawatir salah satu dari kami terganggu. tanpa khawatir percakapan kami mengganggu tidur salah satu dari kami. kami benar-benar bersama sekarang.

............................................................................................................................................................................

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun