Mohon tunggu...
Munmun Dewi
Munmun Dewi Mohon Tunggu... -

pangeran, ini janjiku sebagai bukti kesungguhanku padamu. selanjutnya, tak akan pernah kusesali jarak yang tercipta. karena aku pecaya tiap kali aku menutup mata, kita bersatu dalam ketakterbatasan. tak perlu kata atau jabat tangan. karena hati kita sudah saling mengerti. mungkin salah satu bahasa cinta tanpa pernah kita sadari.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

The Brown Snow

7 Maret 2010   04:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:34 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

setahun ini aku selalu menanti agar bisa bertemu. aku selalu merengek padanya seperti anak kecil, agar dia datang secepatnya. lalu kenapa sekarang aku malah ingin dia jangan datang. aku terlalu takut untuk hal baru ini. benar-benar bertemu.

pesawat dari China Airlines sudah landing. itu pesawatnya. dia datang. dia di sini. tinggal beberapa menit lagi dan dua dunia tak akan ada lagi. aku menanti. tapi hatiku ingin berlari. pergi sejauh mungkin dan mengambil lebih banyak waktu untuk mempersiapkan diri.  aku menatap kosong ke arah pintu keluar. aku malah berharap ini mimpi dan dia tidak benar ada di sini.

dan itu dia. dia tersenyum padaku. sedangkan aku hanya bisa diam. dan menatapnya, meyakinkan diri bahwa ini bukan mimpi. dia mendekat dan memelukku. aku diam. dia mengecup keningku. aku diam.

"how are you, baby?" katanya. aku diam. masih belum bisa beradaptasi dengan kehadirannya yang kurasakan memenuhi udara. aku sesak. "girl?are you ok?" tanyanya sekali lagi. aku membuka mulut ingin bicara. tapi hanya diam yang tersisa. kemudian tubuh ini bereaksi. aku memeluknya. erat. kukerahkan semua tenagaku.memeluknya. sebagai balasan satu tahun yang begitu panjang. buliran air mata tak terasa jatuh. aku menangis. satu-satunya respon yang aku sadari, setelah pelukan ini.

"ok girl, everything's ok. i am here right now." katanya berusaha menenangkanku. "i miss you" kata pertama yang berhasil aku ucapkan. "ok girl, i miss you too" balasnya sambil mengecup keningku lagi. "let's go home baby" katanya sambil berusaha menggiringku menuju arah parkir. pak nyoman sudah disana. entah sejak kapan.

di mobil yang bisa kulakukan hanya memegang lengannya, seerat yang aku bisa. sedangkan dia sibuk mengobrol dengan pak nyoman yang bahasa inggrisnya pas-pasan. kalau situasinya tidak seperti ini, aku pasti sudah tertawa mendengar aksen pak nyoman yang sangat aneh. untungnya masih bisa dimengerti olehnya.

dan yang terjadi seterusnya adalah, kami bertemu. bersama. tanpa harus khawatir salah satu dari kami terganggu. tanpa khawatir percakapan kami mengganggu tidur salah satu dari kami. kami benar-benar bersama sekarang.

............................................................................................................................................................................

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun