“Ibu mau pergiini kuncinya jangan kemana-mana. Mungkin baru besok Ibu pu-
lang”, ucapnya tegas
“Ibu mau kemana?” Ibu menatapku aku tahu maksudnya bahwa aku tidak boleh Ikut campur dengan urusanya.Banyak hal yang tidak aku ketahui tentang Ibu. Terkadang kulihat Ibu termenung sendiri diam dan tidak mau diganggu, kadang juga kulihatibu menangis . hal itu mendorongku untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadidengan ibu. Namun aku tak pernah di beri kesempatan untuk bertanya. Ibu lebihsuka menyimpannya sendiri dari pada membaginya denganku.
Dan hari ini aku berada di rumah sendiri inilah kesempatanku mengetahui apa sesungguhnya yang terjadi dengan Ibu. Aku menyusup kekamar Ibu . membuka laci mejanya dan mengeluarkan sesuatau dari dalam laci itu aku membongkarnya semua. Satu buah album foto dan sebuah diary menarikku. Kubuka album foto itu di album itu hanya ada Ibu waktu muda dan seorang laki-laki yang tidak aku kenal. Semua isi Album itu hanya ada Ibu dan laki-laki itu. Dan ketika kubuka lembar berikutnya di foto itu ada tanda tangan dan nama terang. Nando. Oh, ternyata nama laki-laki itu Nando. Mungkin laki-laki itu cinta pertama Ibu atau mungkin pacar Ibu atau mungkin juga ia Ayahku. Sekarang kubuka diary ibu dan aku bisa membaca kegelisahan Ibu dari diary itu. Dan inilah salah satu isi hati Ibu yang di tuangkan lewat goresan
penanya.
Dear diary
Banyak laki-laki yang mencoba masuk dalam kehidupanku, banyak laki-laki yang mencoba meruntuhkan benteng keangkuhanku.tapi tak satupun mampu menyentuh hatiku , aku hanyamempermainkannya aku hanya jadikan mereka pelarian dari kesepian panjangku ,sesungguhnya hanya ada satu orang yang kini dan mungkin nanti yang akanbertahta di relung hatiku terdalam . Nando entah kenapa aku mencintainya. Mencintainya seperti aku mencincintaidiriku sendiri.
Dan kusadaricinta ini masih tersimpan untuknya mungkin takkan lekang oleh sang waktu dan entah kapan kan berganti. Dan Syanlah buah dari cinta kami. Aku berharap entah di dunia mana suatu saat aku dan dia akan menyatu . kalau tidak di dunia ini mungkin nanti di alam keabadian.
Aku mencintaimu, hari ini kemaren dan selamanya
Palupi.
Aku menutup buku diary Ibu aku mulai tahu siapa ibu. Aku tahu sesungguhnya cinta ibu hanya pada satu orang Nando. Tuhan mungkinkah itu Ayahku. yah mungkin di foto itu Ayahku.Ibu banyak bercerita tentang nama itu di buku hariannya. kuambil satu foto laki-laki itu kuambil juga kartu nama yang terselip di buku itu satu saat akuakan mencari laki-laki ini tekadku dalam hati. --Bersambung (JB)