Mohon tunggu...
Jaid Brennan
Jaid Brennan Mohon Tunggu... Penulis Freelance -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pelangi Pucat Pasi - Bagian 7 - Kakek dan Cucu

28 Desember 2016   07:17 Diperbarui: 28 Desember 2016   08:09 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

“Ayojawab,”  bentakknya. Kulirik mba Larasatimemastikan bahwa aku boleh menjawab pertanyaannya.

“Sembuh, Pak.Mudah-mudahan Alit bisa sembuh.”

“Bodoh,bagaimana bisa sembuh kalau anak kecil diajak jalan-jalan”. Aku gelagapanantara menjaga perasaan mba Larasati dan menjawab pertanyaan Bapak angkatku.

“Jawab yangbenar”.

“Parah… Sakitnyabisa jadi parah kalau diajak jalan-jalan. Kulirik mba Larasati. Matanyaterlihat sembab, ia menangis, mungkin juga terluka. 

“Sekarang jawablagi!!” 

“Kalau sakitbisa jadi parah Pak, kalau anak

kecil diajak jalan-jalan.” 

“Sekarang jawablagi, kalau sakitnya parah dan tidak sembuh apa yang akan terjadi?” Aku diam.Untuk kali ini aku tidak bisa menjawab pertanyaan Bapak angkatku. Aku tak inginmelukai mba Larasati untuk kedua kalinya. Namun dengan seketika Pak Susastiomenginjak remnya dan mobil itu mendadak berhenti.

“Jawab!!”,bentaknya. Kembali kulirik mba Larasati. Aku tahu ia terluka.

“Jawab saja,Syan.” Ucap mba Larasati lirih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun