Usia muda terkenal dengan usia di mana anak-anak masih dalam masa labil, sehingga apabila mereka dihadapkan dengan permasalahan rumah tangga yang berat kondisi psikis mereka jelas terganggu. Mereka pasti akan berpikir bahwa mereka menyesal menikah dan berpotensi terjadinya perceraian.
Dibeberapa kasus yang saya baca, Sebagian besar wanita yang menikah di usia dini merasakan kerugian atas pernikahan yang mereka lakukan. Entah pernikahan berdasarkan cinta atau kemauan mereka sendiri, maupun pernikahan hasil dari perjodohan kedua keluarga atau tanpa cinta.Â
Para wanita-wanita ini akan menyesal karena mereka merasa, mereka terlalu dikekang karena harus terikat dengan peraturan-peraturan pernikahan, belum lagi jika suami mereka adalah orang yang terlalu mengekang sehingga wanita-wanita ini setelah menikah hanya hidup mengurus rumah dan keluarga tanpa bersosialisasi dengan orang lain.Â
Belum lagi ketidakstabilan emosional, sehingga sering terjadi keributan di dalam kehidupan berumah tangga karena belum adanya rasa saling mengerti antar pasangan, hanya dipenuhi dengan ego masing-masing. Padahal, kunci sebuah hubungan adalah komunikasii yang baik antar pasangan, sehingga satu sama lain dapat saling mengerti dan mengurangi terjadinya keributan yang biasanya juga akan berdampak kepada anak mereka.
Oleh karena itu, kepada generasi-generasi muda, jauhi pernikahan dini yang bisa merusak generasi kita yang sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H