Tepat setahun lalu di bulan April 2019, ketika saya di pemilihan legislatif, komitmen utama saya adalah tetap berada di tengah-tengah masyarakat. Untuk mengabdi, untuk menumpahkan gagasan dan untuk berbakti sebagai manusia yang berguna.
Jalan itu tak bisa lagi di ganggu gugat. Sudah paku mati bahwa ladang pengabdian di diri saya bukan menang atau kalah di pemilu, bukan menjadi wakil rakyat atau masyarakat biasa. Pengabdian bagi saya adalah menguji diri sendiri untuk tetap berjuang di masyarakat.
Ladang pengabdian itu hari-hari ini dikerjakan : ditanam, dipupuk dan disemai untuk dibagikan hasilnya.
Apalagi di masa pandemi Covid-19 saat ini, yang berdampak buruk pada banyak masyarakat. Utamanya mereka dari kelas bawah yang merasakan langsung situasi ini.
Kini setahun kemudian April 2020, setahun setelah saya kalah pemilu. Sebagai Ketua KNPI Simalungun, saya dan beberapa teman mulai berjalan dari desa ke desa, dari satu kecamatan ke kecamatan lainnya di Kabupaten Simalungun untuk sedikit berbagi.
Dimana sumber dana bantuan tersebut dikumpulkan melalui donasi teman-teman di KNPI Simalungun.
Sebagai ketua saya senang dan bahagia, batin dan pikiran saya sangat berterima kasih kepada mereka yang turut berkontribusi dalam gerakan ini.
Ladang pengabdian ini tidak akan berhenti sampai disini, KNPI Simalungun akan terus hadir untuk masyarakat di Kabupaten Simalungun.
Saya juga menegaskan, kami di KNPI Simalungun bukan anak-anak cengeng dan nyaman dengan keadaan yang kami nikmati saat ini. Kami hadir, kami berbagi dan kami menyatu dengan masyarakat.
Semoga Tuhan selalu menyertai kita. Melimpahkan kita kesehatan dalam menghadapi pandemi ini. Percayalah akan ada pelangi setelah hujan, mungkin saat ini kita bercucuran air mata dalam menghadapi situasi ini tapi kita yakini semua akan indah pada waktunya.