Caritanya bermula dari pertemuan Jono dan Margaret yang kemudian jatuh cinta dan menjalin hubungan kasih.
Margaret mempunyai seorang rekan dekat yang juga berasal dari kota yang sama, Robert, begitu Margaret memanggilnya.Â
Sore itu, ketika senja  mulai turun ke peraduannya, datanglah Robert ke kediaman Margaret, Jono juga sudah berada disana beberapa jam sebelum Robert.
"Bawa apa kamu Bert?" tanya Margaret penasaran dengan tentangan tas kresek hitam di tangan kiri Robert.
"Kasbi, kita mau bakar disini, tra apa to Nona?" Robert dengan logat timurnya yang kentara membuat Jono sedikit kebingungan mencerna apa yang mereka bicarakan.
"Kasbi? Apa itu? Tanya Jono penasaran.
"Ubi kayu mas, kalau ditempat kita ditimur, biasa kita bakar malam-malam."
"Boleh deh, saya coba juga ya, boleh khan?"
Singkat cerita, acara bakar-membakar ubi kayu bejalan dengan sempurna, karena sudah larut, Robert pun pamit pulang sementara Jono masih betah berlama-lama didekat Margaret.Â
"Sayang, tadi kalian nyebut ubi kayu apa?" tanya Jono kepada Margaret
"Kasbi."
"kalau entar kita nikah, anak kita, kita namakan Kasbi ya sayang, terdengar unik lho."
Serta merta Margaret melotot mendengar pernyataan Jono.
"Apa? Masa anak kita mau kamu namakan Kasbi? Itu khan sama aja dengan Telo, emang kamu mau anak kita dipanggil Telo?"
"Tapi dalam bahasa daerah kamu keren sayang. Orang sini juga nggk ada yang ngerti."
"Orang sini nggak ada yang ngerti, tapi orang dari tempatku ngerti semua."
"Tapi bagus lho, namanya Kasbi." Jono menyebutnya sambil tersenyum bahagia
Tidak mau kehilangan akal, Margaret kemudian mengajukan persyaratan kepada Jono,..
"Yasudah, kalau mas mau anak kita dinamakan Kasbi, anak ke-2 aku namakan Iwak, ojo komplain," Margaret dengan nada yang sedikit membentak
"Kok Iwak?"
"Ya, biar kalau kita lapar, tinggal rebus Kasbi dan goreng Iwak nya!"
-----
Happy readingÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H