Mohon tunggu...
Lusia Imelda Jahaubun
Lusia Imelda Jahaubun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Gadis desa dengan mimpi bisa mengelilingi dunia

Karena beberapa perasaan sulit untuk diungkapkan, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Logika dalam Bercinta, Menyambung Serpihan yang Hancur

26 Agustus 2019   11:57 Diperbarui: 26 Agustus 2019   16:29 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Cinta; siapa yang tidak dibuat sendeng ketika jatuh didalamnya?  Saya juga pernah seperti itu. Menatap layar HP dengan senyuman, bernyanyi-nyanyi kadang dengan suara yang sumbang bahkan tidak makan dan mandi menjadi hal yang biasa. Otak seakan tidak bekerja dengan baik ketika rasa sudah jatuh dalam zona ini. Mungkin saya juga begitu. 

Namun pengalaman pahit yang terjadi 2x berturut-turut mampu memberikan pegangan kuat bagi saya bahwa sayalah yang memilih seberapa dalam saya akan jatuh.

Orang yang terjerat dengan cinta biasanya lebih susah mengendalikan pikiran (saya mengkaji dari sisi perempuan) logika begitu tidak penting ketika semua yang berkaitan dengan rasa masuk didalam "kubangan" cinta.

Nah, dari tulisan ini, saya mau berbagi terutama bagi teman-teman wanita beberapa langkah yang pernah saya lakukan untuk cepat move on.

1. Menangislah.

Terdengar sedikit klise memang tapi menangis sanggup memberikan efek tenang. Saya butuh waktu 1 bulan untuk menangis kerena ditinggal nikah padahal hubungan kita sudah berjalan 7 tahun. 

Apa yang salah? Tidak ada! Menangis saja selama yang kamu sanggup,. habiskan semua kesedihan dengan jatuhnya tetesan-tetesan air dari matamu. 

2. Berdamailah Dengan Dirimu Sendiri

Ini bagian terberat  bagi saya kala itu. Saya harus berjuang untuk menaklukkan rasa ego dalam diri saya dengan tidak serta merta meneror istri mantan saya serta menghujamnya dengan ribuan cacian. Saya juga harus berdamai dengan diri sendiri dengan menahan untuk tidak melukainya karena waktu itu saya berpkir saya tidak dipilihnya. Ini berat, tapi cobalah untuk me-legowo-kan semua yang terjadi. 

Anggaplah semua yang terjadi semata-mata karena itu memang ditakdirkan bukan untuk kita.

3. Datangilah Mereka.

Beranilah datangi mantanmu dan istrinya serta selamatin mereka. Ucapkan kamu turut berbahagia. Ini terdengar sulit, saya faham, tapi inipun yang saya lakukan. Kala itu saya tidak langsung datang ke resepsi perikahan mereka karena saya sedang ditugaskan ke luar kota tapi selang 1 hari ketika kembali, saya ke tempat mereka, menyalami dan sempat bercerita dengan istri mantan saya tersebut. Berat hati terasa hanya diawalnya saja, setelah selesai mengunjungi rumah mantan dan istrinya, saya merasa sangat menang dan sangat tangguh. 

4. Pergilah ke Salon Mewah dan Rawatlah diri Anda

Sepulangnya dari rumah mereka, saya langsung membooking 1 treatment spa mewah dan memesan beberapa makanan mewah nan mahal. Tidak hanya berhenti sampai disitu, saya kemudian memostingnya d sosial media tidak lupa memberikan hastag ke mantan dengan ucapan "wish you happy". Saya menyebut ini sebagai "balas dendam elit"

5. Travelinglah

Traveling sanggup membuat pemikirannmu menjadi lebih segar sehingga kamu bisa berpikir lebih jernih. Bertemu dengan orang baru juga sanggup memberikan energi yang positif. Jadi, ambilah waktu sejenak untuk berpergian keluar kota.

Nah, itu 5 langkah yang saya ambil ketika saya terpuruk dalam ruangan patah hati ditinggal nikah,.

Semoga bisa menjadi referensi bagi teman-teman yang sedang berada di zona itu.

Salam move on!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun