Kesan pertama yang terlihat dari luar cafe tersebut adalah sederhana, vintage, agak romantis dengan lampunya yang sedikit redup (mungkin kalau orang lain lihatnya sedikit seram-tapi sebenarnya itu romantis).
Tempatnya tidak terlalu besar, namun design interior yang penuh dengan barang-barang daur ulang membuat saya  terpikat. Sebelah kiri bagian paling depan terdapat tanaman liar yang menutupi badan tembok serta 1 set meja dan kursi yang terlihat sangat sederhana.
Masuk terus sampai kebelakang, terdapat 1 set bangku sekolah (bangku sepeti ketika saya masih SD dulu, dengan ketinggian yang tidak sama serta meja panjang ditengahnya, dibelakangnya terdapat rangka motor bekas. Terkesan sangat jadul, tapi interior tersebut berhasil membawa memori saya ke masa kanak-kanak saya dulu.
Sampai dibagian belakang, terdapat tembok putih yang dindingnya tidak di buat licin serta dicat dengan warna putih dan dihiasi mural, yang menariknya lagi terdapat yang ikan yang tersenyum manja di dalam agurioum kecil diatas meja kasir. semua tertata dengan sangat epik.
Saya tertarik dengan honey dew panas, sementara mas memilih milk ice vanilla, untuk makannya, kita memilih nacos, omelet dan  Mie rebus. Mie rebusnya smells so good and their honey dew, taste so lovey. Love it!
Semoga bisa mereview cafe lain lagi setelah ini