Kondisi kesehatan yang Stabil seolah Wati memperoleh Kesempatan Hidup ke 2 dan itu tidak disia-siakan dengan aktif pada kegiatan Rohani.
Hingga rumah ku jadi selalu ramai karena menjadi Sekretariat Muda-mudi Katholik dan Karismatik.
Yang biasa disebut Melayani Tuhan...
Akhirnya Wati bertemu jodoh dan menikah kemudian bertekad hamil dan mempunyai anak meskipun sudah dilarang oleh Dokter.
Tekad itu didasari oleh Iman yang tumbuh  kuat dari yang Wati pupuk bertahun mengabdi pada kegiatan-kegiatan Religius Kerohaniawan.
Oleh karena itu anaknya diberi nama Iman yang kini sudah menjadi dewasa.
Ajaib Tuhan...
Dalam Kehidupan Kita itu Tidak Ada Yang Kebetulan.
Semua itu sudah dirancang oleh Tuhan dan dengan Persetujuan Tuhan...
Bagaimana aku bisa diajak Mendaki Gunung Wilis oleh Kak Ulas hingga bisa Rejeki bertemu Petapa yang berikan Wangsit...
Kemudian Wangsit itu bisa bermanfaat membuat Kesehatan Wati yang Stabil.
Sehingga Wati bisa menjalani hidup seperti layakya orang yang sehat normal pada umumnya...
Menikah dan mempunyai Anak...
Kesempatan hidup ke 2 itu tidak disia-siakan oleh Wati dengan Melayani Tuhan...
Dan saat Wati sudah tak bedaya lagi....Hidup Wati sudah Jadi Berkat...
Wati wafat di tahun 2014 saat usia 59 tahun.
Atau berkesempatan hidup dengan bertahan 40 tahun dari saat Sekarat Sakit Jantung Bawaannya mulai muncul kambuh di usia 19 tahun.
"Sungguh aku Memuji Kebesaran Mu...
Ajaib Tuhan...Ajaib Tuhan..."
Ditulis Berdasar Kisah Nyata yang benar-benar terjadi.
Penulis :
Robert Setiadji - Roy
Adik kandung dari :
Maria Setiawati - Wati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H