Galih Sukma tidak enak menolak ucapan terima kasih dan pemberian hadiah sebagai kenangan.
"Merepotkan saja Ni Sasi Manah, semua itu sudah menjadi kewajiban ku. Jangan dianggap ada budi kepadamu, sehingga kamu harus berusaha payah membalasnya." lembut Galih Sukma berucap.
"Yang utama kamu dan seluruh penduduk, sekarang sudah selamat. Aku sudah cukup gembira!"
Mendengar jawaban itu Ni Sasi Manah sedikit kehilangan senyum. Untung saja Galih Sukma melihat perubahan itu, dan dengan hati-hati mencoba gelang itu di tangannya. Dicoba terasa pas, kemudian dilepaskan lagi.
Bentuk gelang yang aneh, seekor naga hijau yang melingkar dan menggigit ekornya sendiri.
Ada getaran aneh ketika Galih Sukma menggenggam gelang itu. Jurus Radar Sukma miliknya bergetar, menandakan bahwa gelang itu bukan gelang sembarangan. Ada roh atau kekuatan khusus di dalamnya.
Galih Sukma menimang-nimang gelang itu, tanpa disengaja sepasang mata naga yang berwarna merah tersentuh bersamaan.
Akibatnya...
Gelang Naga bergetar dan mengeluarkan suara berdengung. Perlahan Gelang Naga itu berubah bentuk, yang semula berupa gelang tangan, berubah memanjang. Badan gelang menjadi gagang pedang berkepala naga dan ekornya memanjang menjadi badan pedang tumpul.
Kemudian bergerak dan mengapung naik, berputar seperti kincir angin.
Galih Sukma yang terkejut akan perubahan itu bergerak mundur, tapi pedang itu bergerak mengikuti ke mana dirinya bergerak.