Pagi ranum penuh keceriaan
Ada kehangatan sinar matahari
Ada suara celoteh beburungan
Penuh harmoni
Galih Sukma duduk di bawah pokok pohon Nangka yang berada di kebun belakang rumah Ki Lurah Manggolo Krasak.
Mengenang semua yang dilakukan belakangan hari ini. Mempelajari Kitab Sujati Rogo Sukmo dan mengungkap rahasianya.
Mencari Cupu Pengikat Roh, berburu siluman, menangkap dan memenjarakan sementara di dalam Cupu Pengikat Roh.Â
Tengah asyik memikirkan semua itu, tiba-tiba muncul tangan seputih pualam membawa sebuah gelang aneh berwarna hijau yang disorongkan ke depan wajahnya.
"Kakang Galih Sukma, terima kasih atas pertolongan, Kakang. Aku tidak bisa membalas dengan hadiah yang mewah. Ini hanya sebuah gelang sebagai tanda terima kasih dan kenangan buat Kakang. Semoga, diterima!" singkat ucapan Ni Sasi Manah dengan sedikit tersipu dan malu-malu.
Ia tidak pernah mengungkapkan rahasia apa di balik kenangan berupa gelang berbentuk naga itu.
Galih Sukma mengetahui ada seseorang yang datang mendekatinya tapi tidak menyangka bahwa orang itu adalah Ni Sasi Manah dan berucap seperti itu.