Langit masih gulita, petir hilang entah ke mana.
Di rumah Ki Lurah Manggolo Krasak terdengar suara bersahutan khusyuk untuk melantunkan doa.
Nyi Lurah Manggolo sudah sadar kembali. Kini, semua duduk bersila sambil melantunkan doa.
Di sudut Dirgo Kundolo yang babak belur kini diikat di tiang teras dijaga oleh para pemuda kampung, yang masih gatal tangan ingin menghajar biang keladi semua masalah di kampung mereka. Sudah dijaga, tetap saja, ada satu dua pukulan mampir ke wajahnya yang tampan tapi bengep sekarang.
"PLOK!"
"Aduuuhh!"
*
Kembali ke arena pertempuran...
Sekarang Galih Sukma berhadapan dengan Ular Raksasa Hitam Jadi-jadian sebagai perwujudan Siluman Ular dikawal oleh asap hitam yang bergulung yang pernah merasuk di dalam tubuh Parjo dan tubuh Ni Sasi Manah.
Dari pengalaman yang terdahulu, kemungkinan asap hitam itu persis sifatnya dengan Makhluk Trembesi. Agar tidak membuang waktu dan tenaga percuma, Galih Sukma langsung mengeluarkan Cupu Pengikat Roh dan merapal Jurus Halimun Pemburu Roh.