Mereka segera berangkat ke rumah Ketua Kampung.
*
Ki Lurah Manggolo Krasak gundah hatinya. Putri kesayangannya Ni Sari Manah terbaring sakit sudah dua pekan belum sembuh juga.Â
Dukun-dukun sudah dipanggil untuk menyembuhkan penyakit putrinya, tapi hasilnya nihil. Mereka semua tidak sanggup menyembuhkan penyakit aneh putri kepala kampung.
Ki Lurah Manggolo Krasak tambah kebingungan karena penyakit yang mirip melanda penghuni kampungnya. Penyakit yang lebih parah karena sampai merenggut jiwa.
"Kakang, bagaimana ini? Anak kita belum sembuh juga," kata Nyi Lurah Sasi Asih sambil mengusap air matanya yang tidak mampu dibendungnya lagi.
Derita seorang anak adalah derita orang tuanya, terutama sang ibu yang melahirkan dan membesarkannya.
Mendengar keluhan istrinya, hati Ki Lurah Manggolo Krasak menjadi tidak tega dan semakin galau.
"Apa yang harus kita lakukan lagi Bu? Semua usaha sudah kita lakukan, tapi anak kita belum sembuh juga," kata Ki Lurah Manggolo Krasak pedih.
Suara Kedasih di atas pohon Belimbing membuat hati suami istri semakin larut dalam kesedihan.Â
"Ibuuuuuu...," terdengar suara lemah memanggil dari dalam kamar.