Ni Sasi Manah adalah gadis cantik yang baik hati. Menjadi kecintaan orang tua dan penduduk desa Krasak.
Anak semata wayang dari Ki Manggolo Krasak Lurah Desa Krasak dan istrinya yang membutuhkan pengorbanan dan penantian hampir sepuluh tahun lamanya.
Dalam limpahan kasih sayang bayi mungil itu tumbuh menjadi gadis cantik, lembut, penuh kasih persis sama orang tuanya sehingga menjadi kecintaan semua orang.
Ni Sasi Manah sekarang sudah berusia 17 tahun, menjadi bunga desa yang keharuman namanya menyebar ke delapan penjuru angin. Sudah banyak kumbang yang berniat memetiknya, tapi dia masih belum menyerahkan hati dan cinta kepada kumbang yang telah terpikat olehnya.
Sebagai orang tua yang baik. Suami istri Ki Lurah Manggolo Krasak tidak pernah memaksa anaknya untuk segera menikah. Semua diserahkan kepada Ni Sasi Manah, kepada siapa nantinya cintanya akan diserahkan.
Apalagi, keinginan menikah masih jauh dari pemikiran Ni Sasi Manah.
Jadi, soal menikah, perjodohan belum lah menjadi hal terpenting di keluarga yang penuh bahagia itu.
Suami istri itu membiarkan anaknya menikmati masa muda dan lajangnya dengan sebaik-baiknya.
*
Meskipun, menikah bukan menjadi prioritas Ni Sasi Manah, tapi dia sudah sedari awal ketika usia menanjak semakin dewasa, dalam pikiran dan hatinya selalu memikirkan bagaimana caranya untuk mendapatkan jodoh yang terbaik bagi dirinya.
Maka, Ni Sasi Manah selalu melakukan tirakat, berdoa, memohon petunjuk Tuhan untuk mendapatkan jodoh yang tepat. Di mana saling mencintai menjadi dasar hubungan dan ikatan terkuat dari kelangsungan hidupnya selanjutnya.
Terkadang, Ni Sasi Manah melakukan puasa. Selain membersihkan badan fisiknya, membersihkan batin juga untuk mempertebal keyakinan dan keimanannya kepada Tuhan semesta alam.
Kali lain, Ni Sasi Manah malah melakukan semedi di kamarnya, mengheningkan cipta untuk memohon petunjuk dari Tuhan.
