Sendiri?
Mengapa kau tinggalkan aku sendiri?
padahal hujan baru saja datang setelah lama kita tunggu?
Sendiri?
Mengapa kau pergi, padahal hujan adalah bagian dari cerita kita?
Di bawah gerimis hujan, kita bertemu
dan mulailah mengalir cerita-cerita seperti tetes hujan mengalir membasahi payung yang melindungi kita berdua.
Terkadang angin, mengguncangkan kembang payung dan tempias air hujan memerciki wajah kita berdua.
ada tawa, ada kehangatan
meski hujan itu datang terlambat di bulan Desember hitungan tahun lalu?
Sendiri?
Aku masih sendiri sampai saat ini.
Menghitung jutaan anak hujan yang singgah di atap rumah, di atas pelataran, di atas dedaunan, di atas talang
di atas dinginnya hati dibelit kerinduan yang tak Terperi.
Sendiri, aku di sini masih sendiri
tetap setia ditemani hujan, meski ikrar cinta kita semakin memudar
Karena hujan-hujan silih berganti datang
tapi bayangmu, pupus di bawa dinginnya
Sendiri?
Seperti payung tercampak dalam bilas hujan tanpa perasaan.
Sendiri itu membunuhku!
Jagat Alit
Bekasi, 3 Desember 2023
( galauria )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H