Senja telah menjingga tepat di bibirmu
Inginnya kusesap agar dahaga sirna karenanya
Sayang sepasang camar muncul mengusik hadirmu
Kau pun terbang menghilang kembali ke pelukan khayal
Senja telah rebah dibatas cakrawalaÂ
Aku mencoba memaknai senyum getir yang bermain di sana
Adakah kecewa atau nestapa lara yang terus menjelma
Karena di setiap senja akan berulang kumelihat bibirmu
melahirkan diksi magis menanting terbang diriku ke alam imaji
senja dan bibirmu
sudah cukup mewakili hadirmu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H