Cinta asmara begitu penuh pesona
Waktu terasa bergulir begitu cepat
Menandai pagi, siang, senja kembali ke malam
Kemesraan yang hangat penuh mentari
Membuat hati ini di dalam indahnya musim semi, begitu melenakan
Begitu menjerat pikat
Lalu, tanpa ada pesan tanpa ada gelagat
Tak pernah sedetikpun aku pernah membayangkan jatuhnya saat perpisahan
Tak pernah sedikitpun aku pernah memikirkan datangnya saat terakhir
Yang mencampakkanku dalam hening kesendirian
Menjeratkan dalam gelap rasa kesepian
Ingat! Tak sekalipun
Semua hanya buraian kata hilang makna
Aku tak pernah
Tak terpikir olehku
Tak sedikitpun ku bayangkan
Kau akan pergi tinggalkan kusendiri
Semua hanya luruhan diksi hilang arti
Begitu sulit kubayangkan
Begitu sakit ku rasakan
Kau akan pergi tinggalkan ku sendiri
Aku terjebak disini, menyesali setiap mili detik saat terakhir
Adamu di sisiku meluap purna
Adamu di sisiku melayang sirna
Kau pergi secepat itu, membawa cinta milikku, tak akan pernah kembali
Airmata begitu habis meleleh perih
Menyadari kepergianmu bukanlah sekedar mimpi
Taburan mawar putih di atas tanah merah
Dan wewangian mawar yang mengabutkan rasaku
Ini pertanda
Dibawah batu nisan kini
Berbaringmu dalam diam dan kesepian
Kau tlah sandarkan
Kasih sayang kamu begitu dalam sungguh
Hingga pemilik rasa kasih nan Abadi memilihmu dan membawamu pergi
Cinta yang kumiliki tak mampu menghibur luka ini
Aku tak sanggup melupakanmu, sungguh
Ini terjadi karna aku sangat mencintaimu
Di saat terakhir sudah hilang kata-kata
Di saat terakhir hilang sudah asa harap
Inilah saat terakhirku melihat kamu
Dalam balut warna mawar yang meranum segar
Jatuhlah air mataku dihelai kelopakmu
Setegar apapun aku, akhirnya menangis pilu kehilanganmu
Kekasih Tuhan mencintaimu lebih sangat
Membunuh rasa hasrat untuk memilikimu walau hanya sesaat
Batin menjerit, bibir kelu membatu
Hanya doa dan kepedihan , dalam bait-bait bisu tak mampu hati perih, ucapkan
Selamat jalan kepadamu kekasih
Cintamu begitu memutih mawar
Asmaramu begitu merona dadu mawar
Melihatmua adalah sebuah takdir, hingga hanya butuh sesaat saja,
Butuh satu jam saja kutelah bisa mencintaimuÂ
Aku, kamu, cinta adalah ikatan yang nyata yang mematri kuat di hati.
Bagaimana aku bisa melupakanmu
Dengan begitu indah cinta yang kau miliki
Begitu tulus setia kau jaga
Hingga, terpaksa sudah melupakanmu
Adalah kesanggupan yang tak berani ku akui
Sebulan, setahun atau seumur hidupku, aku mungkin tak akan bisa melupakanmu
kamu
kamu
di hatiku
Ada getir
Ada perih
Ada luruh
Semangatku hilang terbang!
Saat terakhir melihatmu
Saat terakhir kebahagian mengisi hatiku?
Ilustrasi : Pinterest.com
Lirik Saat Terakhir: Setia BandÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H