Aku menggigit sepi
melewati hariÂ
mengunyah kesendirian
di luasnya pengembaraan
hanya, satu arti..
ini sepi terasa mati!
Kemana lagi
arah menyeret kaki
di likunya jalan terjal
hanya, satu arti..
ini sunyi mematikan diri!
Oh...!
ulurkan jemarimu
raihÂ
rengkuh
tikamlah sendiriku!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!