SRIKANDI
Jagoan-jagoan gadis mulai bermunculan di layar lebar.
Dari Wonder Women, Alita, Dark Phoenix, Spiderwomen, dan Captain Marvel memborbadir layar wayang modern. Gegap gempita bertebaran bagaikan kembang api di langit malam bentuk dari sebuah perayaan pemanjaan imajinasi yang mengasyikkan.
Di ranah wayang pun, tidak juga ketinggalan.Â
Mari kita lihat sosok wanita yang menjadi tokoh penting di perang Baratayuda. Di tangannya " sesepuh " jagoan yang sakti mandraguna, karena ia mempunyai keistimewaan, Aji Swacandomarono memilih sendiri kapan waktunya ia harus mati atau balik ke alam Nirwana, sang Resi Bisma akan gugur di tangannya, walau pun kematiannya memang adalah ikatan karma dan putaran takdirnya sendiri.
Srikandi adalah tokoh penting itu.
*
Kelahiran yang aneh dan spetakuler di dunia wayang memanglah tidak asing lagi.
Seperti kisah ini juga. Kedua orang tuanya mengharapkan kelahiran anaknya kali ini melalui proses yang wajar, pembuahan normal tidak perlulah melalui inseminasi buatan segala.
Tidak juga melalui puja semedi seperti ke dua kakaknya.
Prabu Drupada penguasa Negeri Pancala dengan Dewi Gandawati, sebelumnya mempunyai anak bernama Drupadi dan Destajumena adalah olah dari puja semedi mengharap di karunia anak oleh Sang Hyang Jagat.
Drupadi tercipta dari bara api pemujaan dan Destajumena dari asapnya.
Anak ketiga inilah yang lahir normal bernama Srikandi.
Dari kecil minatnya lebih tertarik kepada olah keprajuritan, dan segala macam ilmu tata kelahi dan kesaktian. Berguru kepada siapa saja, karate, taekwondo, muang thai, sampai ilmu debus ia kuasai.
Ia juga jago memanah karena berguru dengan Arjuna yang kelak menjadi suaminya.
Srikandi adalah titisan atau reinkarnasi dari Dewi Amba yang telah melempar puspamala dari Resi Sangmuka dalam usahanya mencari siapa orang yang bersedia membunuh Bisma...
Puspamala dilempar dan menyangkut di gerbang Negara Panchala, dan Srikandilah yang menemukan dan memakainya.
Boleh mundur ke kisah jauh sebelumnya..
Syahdan..
Prabu Bisma pewaris tahta Kuru, mengikuti sayembara untuk mendapatkan seorang wanita yang akan dijadikan permaesuri untuk adik tirinya Wicitrawirya.
Karena sudah kondang kesaktian jagoan yang satu ini, maka para peserta lain berhasil dikalahkan. Dan diboyonglah hadiah sayembara bernama Dewi Amba, bersama Dewi Ambiki dan Dewi Ambalika, 3 puteri boyongan.
Sidik punya selidik ternyata Dewi Amba punya gebetan, ia sudah jatuh cinta dengan Prabu Salwa. Wicitrawirya tidak bisa menerima cinta dari Amba karena terpaksa mencintai dirinya. Maka, dengan kebesaran jiwanya dilepaslah Amba untuk di berikan kepada Prabu Salwa.
Salwa karena merasa dikalahkan, dan tak layak menyanding Amba, mengembalikan Amba kepada pemenang sayembara si Bisma layaknya.
Nasib Amba begitu nelangsa, sang Bisma Dewabrata tidak bisa menerima suito penyerahan dirinya karena terikat sumpah Brahmacahya, bisa tidak akan menikah selama hidupnya.
Amba terjerat oleh pesona Bisma, tampan, gagah dan sakti, cinta menyubur di hatinya, namun apalah di kata Bisma yang setia walaupun sebenarnya ada rasa.
Bisma mengembara untuk menghindari Amba, namun Amba mengekor dengan cinta, rengekan dan goda membuat Bisma terpaksa bersandiwara menakut-nakuti dengan membentang gendewa menjepit panah yang tidak sengaja lepas menghujam dada Amba.
Amba jatuh bersimbah darah menuju ajal, dan... akhir kata terucap... kutuk dan sabda...
" Aku... akan jemput nanti, di perang Baratayudha untuk menebus semua cerita.
Kembali...ke cerita Srikandi
Melihat itu Prabu Drupada mengusir Srikandi, karena ia mengetahui kalau saja Bisma marah bisa berbahaya bagi Negeri Panchala.
Srikandi di usir dan bersembunyi di hutan bersemedi dan berdoa berubahlah ia menjadi laki-laki atau sebagai waria... bukan LGBT yang jelas...
Karena selanjutnya Srikandi akan menempuh takdirnya bertemu dengan Arjuna saling jatuh cinta, kemudian berjuang bahu membahu sebagai senopati perang di gegeran Baratayuda... menjalani takdir sebagi titisan Dewi Amba untuk.menjemput nyawa Bisma.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H