Mohon tunggu...
Jafran Azzaki
Jafran Azzaki Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Menulis

Seseorang dengan hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Naiknya Dito Arietedjo dan Potensi Meningkatnya Pemilih Milenial di Pemilu 2024

5 April 2023   11:54 Diperbarui: 5 April 2023   11:57 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dito Ariotedjo bersama Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto.(Foto: Golkarpedia).

KABINET Kabinet Indonesia Maju telah kembali memiliki Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) definitif setelah Presiden Joko Widodo resmi melantik Ario Bimo Nandito Ariotedjo, SH, sebagai menpora ke-13 pada Senin, 3 April 2023.

Dito Ariotedjo yang baru berusia 32 tahun, kelahiran Jakarya 25 September 1990, sekaligus menjadi menpora termuda sepanjang sejarah. Politisi muda Partai Golkar ini juga menjadi suksesor partai beringin di kementerian yang membidangi masalah olahraga dan kepemudaan tersebut. Dalam sejarahnya Kemenpora lebih banyak diisi oleh fungsionaris Partai Golkar.

Dito, bungsu dari tiga bersaudara pasangan pengusaha Arie Prabowo Ariotedjo dan Arti Laksmigati itu, akan meneruskan suksesi Zainudin Amali yang mengundurkan diri pada 13 Maret 2023.

Presiden Jokowi sempat menunjuk Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir EFfendi sebagai PLT Menpora pada 13 Maret itu juga. Namun, tak sampai 3 pekan, Jokowi merestui Dito Ariotedjo sebagai salah satu dari tiga yang diajukan oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai calon pengganti Zainudin Amali.

Dito, yang beristrikan Niena Kirana Riskyana dan memiliki seorang putri yang baru berusia 3 tahun Sadia Kiera Nadashana Nandito, akan melanjutkan tugas yang ditinggalkan Zainudin Amali hingga usai masa bakti Kabinet Indonesia Maju pada Oktober 2024.

Banyak yang menyebut penetapan Dito sebagai PM--akronim dari Pak Menteri, sebutan kalangan Kemenpora untuk menterinya--pilihan yang amat tepat dan strategis oleh Presiden Jokowi.

Tentunya, yang pertama-tama layak dipuji adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, yang pastinya sudah mempertimbangkan secara matang saat mengajukan nama Dito sebagai salah satu kandidat menpora baru setelah Zainudin Amali mengajukan pengunduran dirinya pada pertengahan Februari 2023.

Meski usianya masih sangat muda sehinga akhirnya memegang rekor sebagai menteri termuda sepanjang sejarah NKRI, kinerja Dito Ariotedjo tidak patut diragukan. Pengalaman kepemimpinannya sudah teruji lewat berbagai aktivitasnya selama ini.

Dito Ariotedjo pertama kali terjun ke bidang politik dengan bergabung bersama partai Golkar pada 2016. Selama menjadi anggota partai, Dito aktif mengikuti sejumlah kegiatan bahkan ia juga diangkat sebagai Ketua Umum AMPI (Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia) pada 2017.

Dito menjabat sebagai ketua AMPI selama lima tahun yang berakhir pada 2022 lalu. Dari kepiawaiannya dalam berorganisasi, Dito pernah menjabat sebagai Ketua DPP Partai Golongan Karya dan Kepala Lembaga Inovasi dan Kreativitas DPP Partai Golkar.

Penetapan Dito Ariotedjo menjadi menpora ke-14 membuktikan bagaimana proses regenerasi di Golkar sudah berjalan baik. Hal ini pastinya sangat membanggakan Airlangga Hartarto dan tentunya juga jajaran pimpinan dari partai berlambang pohon beringin.

Dito Ariotedjo bersama Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto.(Foto: Golkarpedia).
Dito Ariotedjo bersama Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto.(Foto: Golkarpedia).

Airlangga Hartarto tidak mungkin memasukkan nama Dito Ariotedjo dalam opsi pengganti Zainudin Amali, yang saat dilantik sebagai menpora ke-13 sudah berusia 57 tahun, jika tidak memahami kemampuan Dito. Tidak mengherankan jika komunitas olahraga dan kepemudaan mengapresiasi penetapan Dito menjadi menpora. Ini baru menpora, demikian komentar yang banyak didengar.

Dito Ariotedjo dinilai tidak sekadar "magang" sebagai menpora Pengganti Antar Waktu (PAW), mengingat masa baktinya hanya sekitar 16 bulan. Meningat usianya yang masih sangat muda dan rentang karir politiknya yang masih sangat panjang pula, bukan tidak mungkin ia akan terus dipercaya untuk mengisi pos kementerian yang sama pada kabinet 2024-2029 mendatang.

Kuncinya, tentu bukan sekadar dukungan faktor usianya, akan tetapi lebih kepada bagaimana bagaimana dia bisa diterima oleh semua kalangan. Baik dalam politik, itu yang penting, serta seluruh kalangan olahraga dan elemen kepemudaan.

Sekarang ini, meski masa tugasnya hanya belasan bulan, akan tetapi dalam tupoksinya Dito Ariotedjo menghadapi beban yang tidak kecil. Baik dari aspek olahraga dan kepemudaan.

Terkait olahraga, Dito Ariotedjo sudah langsung dihadapkan pada SEA Games XXXII yang digelar di Pnom Penh, Kamboja, pada 5-17 Mei 2023 mendatang. Persiapan menghadapi Pesta Olahraga Antarnegara Asia Tenggara ke-32 tersebut selaras dengan persiapoan menuju Pesta Olahraga Asia atau Asian Games XIX di Hangzhou, China, pada 23 September hingga 8 Oktober 2023.

Tugas di bidang keolahragaan yang tidak kalah pentingnya adalah menghadapi keikutsertaan kontingen Indonesia ke Pesta Olahraga Musim Panas atau Olimpiade XXXII, yang direncanakan di Paris, Perancis, 26 Juli hingga 11 Agustus 2024.

Tiga multievent olahraga yang secara langsung melibatkan Kemenpora tidak hanya sebagai regulator, namun kerap berperan langsung sebagai eksekutor, karena penyediaan dananya yang berasal dari Pemerintah.

Itu tidak termasuk sejumlah pentas olahraga tunggal atau single-event akbar baik yang sudah rutin dilaksanakan atau diamanahkan oleh federasi internasional olahraga bersangkutan kepada Indonesia, di antara berbagai event bulu tangkis dan kejuaraan dunia bola basket.

Dito Ariotedjo sudah cukup lama dikenal oleh Presiden Joko Widodo. (Foto: Golkarpedia).
Dito Ariotedjo sudah cukup lama dikenal oleh Presiden Joko Widodo. (Foto: Golkarpedia).

Di luar itu, Dito Ariotedjo pastinya juga menghadapi tugas yang tidak kalah berat terkait dengan aspek kepemudaan. Yakni, bagaimana meningkatkan partisipasi atau kontribusi kaum muda, terutama milenial, pada Pemilu 2024.

Kita tidak menutup mata bahwa terpilihnya Dito Ariotedjo sebagai menpora ke-14 dalam usianya yang masih sangat muda tidak hanya disambut dengan beragam komentar, yang sebagian besar memuji, serta mungkin tidak sedikit mempertanyakan. Namun demikian, di satu sisi, terpilihnya Dito Ariotedjo memperbesar harapan atas kecintaan kaum muda atau milenial untuk sedari dini melek politik.

Dalam konteks ini, Dito Ariotedjo sebagai representasi Partai Golkar ditantang untuk membuat kaum muda atau milenial untuk turut berperan dalam menyukseskan kelangsungan Pemilu 2024 yang juga sudah di depan mata.

Terkait Pemilu 2024 ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI sudah lama menyebut bahwa Pemilu 2024 bakal didominasi oleh pemilih muda, dalam artian mereka yang berusia maksimum 40 tahun pada hari pemungutan suara 14 Februari 2024.

Pemilu 2024 akan menjadi momen krusial bagi kalangan muda dan milenial untuk menentukan arah masa depan Indonesia. Menurut data KPU, antara usia 17 tahun yang mungkin nanti merupakan pemilih pemula pada Pemilu 2024 mendatang, sampai usia 39-40 tahun, itu proporsinya sekitar 53-55 persen, atau 107-108 juta dari total jumlah pemilih di Indonesia.

Dalam data kependudukan per semester 1 tahun 2022 yang sudah diverifikasi Kemendagri, terdapat 204 juta penduduk potensial pemilih pada Pemilu 2024 nanti. Penduduk yang masuk dalam DP4 adalah WNI yang akan berusia 17 tahun atau lebih pada hari H Pemilu 2024 dan bukan anggota TNI/Polri.

KPU mengakui bahwa tingginya jumlah pemilih muda menjadi tantangan tersendiri sebab tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 telah mencapai 81 persen. Pemilih muda wajib mengetahui arti penting pemungutan suara bagi masa depan bangsa dan negara.

Sejumlah jajak pendapat menunjukkan generasi milenial dan generasi Z diprediksi menjadi kelompok pemilih dengan proporsi terbesar di pemilu 2024. Pemilih muda atau pemilih milenial merupakan pemilih dengan rentang usianya antara 17-37 tahun.

Pada pemilu serentak 2024 diprediksi jumlah pemilih muda akan mengalami peningkatan. Jika berkaca pada pemilu serentak 2019, data dari KPU jumlah pemilih muda sudah mencapai 70 juta - 80 juta jiwa dari 193 juta pemilih. Ini artinya 35%-40% pemilih muda sudah mempunyai kekuatan dan memiliki pengaruh besar terhadap hasil pemilu yang nantinya berpengaruh kepada kemajuan bangsa.

Apakah akan ada "Dito effect" pada Pemilu 2024?

Itu menjadi harapan bersama.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun