Mohon tunggu...
Jafran Azzaki
Jafran Azzaki Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Menulis

Seseorang dengan hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Buka-bukaan Pakde Karwo dan Kang Emil: Golkar Pilihan Terbaik

28 Februari 2023   16:36 Diperbarui: 28 Februari 2023   16:57 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kang Emil (tengah) bersama Airlangga Hartarto dan jajaran pengurus Golkar. (Foto: Golkarpedia).

BEBERAPA waktu jagat politik nasional dikejutkan dengan bergabungnya Dr. H. Soekarwo, S.H., M.Hum ke Partai Golkar. Kalau mau bicara jujur, sebenarnya hal itu tidak terlalu mengejutkan. Gubernur Jawa Timur 2 periode itu, 2009 hingga 2019, bagaimanapun sudah lama bernaung di bawah rindang beringin.

Coba teliti, Pakde Karwo-sapaan akrabnya- sudah sejak 1978 bergabung dengan Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), satu dari tujuh ormas dalam mesin penggerak partai beringin. Dari aktivitasnya di salah satu Hasta Karya Golkar itu, Pakde Karwo otomatis menjadi bagian dari keluarga besar Golkar.

Jadi jelas, Pakde Karwo sudah lama menjadi bagian dari Golkar, hingga terakhir pada 1998 menjabat sebagai Wakil Ketua Golkar Jatim. Setelah menyelesaikan pengabdiannya sebagai Gubernur Jatim, Pakde Karwo menjadi staf ahli Kemenko Perekonomian, kemudian Komisaris Utama Semen Indonesia, di mana ia tidak boleh berpartai.

Terakhir, sejak Desember 2019, Pakde Karwo masih dipercaya oleh pemerintah untuk menjadi salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Tidak ingin menyalahi aturan di Wantimpres, di mana jika bergabung dengan partai tidak diperkenankan berada dalam struktur organisasi yang sifatnya operasional, Pakde Karwo di Golkar menjadi Wakil Ketua Dewan Pakar.

Dewan Pakar, kita ketahui, sifatnya pemikiran. Bukan operasional. Di antara peran strategisnya, mencari dan menghimpun data primer atau pokok permasalahan di masyarakat, untuk kemudian diusulkan guna dibahas lebih mendalam di tingkat pengurus inti atau DPP.

Fungsi utama Dewan Pakar memberikan analisis SWOT (strengths/kekuatan, weakness/kelemahan, opportunities/peluang, ancaman/threats) dalam kaitan evaluasi kinerja partai.

Pakde Karwo mengakui, di samping masalah kebiasaan bersama Golkar, orang pada sisi tertentu harus cari komunitas mana yang cocok dengan frekuensinya. Oleh karena Golkar pernah menjadi bagian dari masa lalunya, Pakde Karwo kini tertantang untuk ke depannya kembali membantu Golkar.

Keberadaan Pakde Karwo di partai beringin membuat jajaran DPD Golkar Jatim makin optimistis menghadapi Pemilu 2024. Golkar Jatim meyakini tuah Pakde Karwo akan membawa kejayaan di Pemilu mendatang.

Keyakinan itu pulalah yang menghinggapi DPD Golkar Jabar pasca bergabungnya Dr. H.Mochamad Ridwan Kamil, S.T, M.U.D. Kang Emil, sapaan populernya, tidak hanya dijagokan kembali untuk menjabat Gubernur Jabar periode 2024-2029 melalui Pilkada serentak tahun depan.

Keberadaan Kang Emil di bawah naungan partai beringin juga diyakini akan meningkatkan keunggulan Golkar secara elektoral pada Pemilu 2024.

Pakde Karwo dan Kang Emil. (Foto: Golkarpedia).
Pakde Karwo dan Kang Emil. (Foto: Golkarpedia).

Pakde Karwo sebelumnya sempat berada di bawah naungan partai lain, sementara Kang Emil memang belum berpartai, walau kemudian ia menemukan tempat pijakan yang baik dalam mendukung karir politiknya. Bergabung dengan Golkar, bagi Pakde Karwo dan Kang Emil, adalah pilihan terbaik.
Publik tentu bisa memahaminya. Golkar adalah partai politik tertua dan paling terkenal di Indonesia. Sejak didirikan pada tahun 1964, Golkar telah memainkan peran penting dalam politik Indonesia. Ada beberapa faktor yang dapat menjelaskan mengapa Golkar semakin menjadi pilihan rakyat dan partai untuk berkoalisi dalam beberapa tahun terakhir.

Kebijakan yang Populer: Golkar telah menunjukkan kemampuan untuk merancang kebijakan yang populer dan relevan dengan kebutuhan rakyat Indonesia. Kebijakan seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Program Keluarga Harapan (PKH) telah mendapatkan dukungan luas dari masyarakat.

Kepemimpinan yang Kuat: Golkar memiliki beberapa pemimpin partai yang kuat dan berpengalaman. Hal ini membuat partai ini menjadi lebih menarik bagi partai-partai lain untuk berkoalisi dan menciptakan koalisi yang kuat.

Infrastruktur Partai yang Kuat: Golkar memiliki infrastruktur partai yang kuat, yang memungkinkan mereka untuk memobilisasi basis dukungan yang besar di seluruh Indonesia. Dukungan ini sangat penting dalam mengamankan posisi politik dan memenangkan pemilihan.

Strategi Koalisi yang Sukses: Golkar juga telah berhasil dalam membangun koalisi yang kuat dengan partai politik lain, baik di tingkat nasional maupun daerah. Hal ini memberikan keuntungan bagi partai ini dalam memenangkan pemilihan.

Dukungan dari Elite Bisnis: Golkar juga mendapatkan dukungan dari beberapa elite bisnis yang kuat di Indonesia. Hal ini memberikan keuntungan finansial dan politik bagi partai ini dalam mengamankan posisi politik dan memenangkan pemilihan.

Dengan kombinasi dari faktor-faktor tersebut, Golkar telah menjadi pilihan yang menarik bagi rakyat dan partai untuk berkoalisi. Ini sejalan dengan pernyataan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Golkar, katanya, menjadi pilihan utama partai lain untuk menjalin koalisi. Juga menyambut Pemilu dan Pilpres 2024.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun