DUET Airlangga Hartarto-Erick Thohir menguat sebagai kandidat bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Poros yang dibentuk Golkar, PAN dan PPP ini diyakini akan mengusung bacapres dari kalangan internal.
Isu terkait segera dideklarasikannya bacapres-bacawapres dari KIB menguat awal pekan ini menyusul kabar segera bertemunya kembali pimpinan tertinggi dari ketiga partai. Airlangga Hartarto (Golkar), Zulkifli Hasan (PAN) dan Mardiono (PPP) disebutkan akan kembali bertemu dalam waktu dekat.
Merumuskan bacapres-bacawapres dari internal KIB, menjadi yang paling disorot terkait subtansi pertemuan tersebut. Kendati demikian, elit dari ketiga partai masih belum secara terbuka menjelaskan isi pertemuan.
Yang jelas, KIB tentunya semakin tertantang untuk mengusung bacapres dan bacawapres dari internal mereka, sejatinya untuk "RI-1". Setelah sekian lama sempat diisukan sebagai perahu atau sekoci untuk Ganjar Pranowo, KIB layak untuk menjawab tantangan tersebut.
KIB tidak mungkin mengusung Gubernur Jateng yang kader PDIP tersebut sebagai bacapres mereka jika tidak ingin membuat Megawati Soekarnoputri kembali geram. Ketua Umum PDIP itu menunjukkan kegusarannya atas perilaku politik PSI yang sempat mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai bacapres, diduetkan dengan Yenny Wahid.
Kata Megawati, dalam pidato HUT ke-50 PDIP bulan lalu, buat apa mendirikan partai kalau pada akhirnya harus mengusung orang bukan dari partainya pada kontestasi politik dan demokrasi seperti Pilpres? Partai harus bangga membesarkan kadernya sendiri.
KIB, seperti kerap diulas, sejak awal menekadkan untuk mengusung kader dari internal partai atau koalisi. Namun, penentuan bacapres atau bacawapres KIB menjadi yang terakhir mereka lakukan setelah penyamaan visi, misi dan platform koalisi.
Penentuan bacapres dilakukan setelah koalisi merangkum berbagai permasalahan di depan, mencari solusinya, dan baru menetapkan siapa figur yang dianggap sepadan atau mampu sebagai "problem solving".
Yang pasti, KIB pro pemerintah, ini selaras dengan keberadaan Golkar, PAN dan PPP yang menjadi partai pendukung pemerintah. Oleh karena itu, KIB mencari figur yang ke depannya mampu menjawab berbagai permasalahan bangsa, di samping kapabel sebagai penerus kepemimpinan Joko Widodo.
Tidak mengejutkan jika para petinggi KIB kerap menegaskan bahwa dalam penentuan bacapres dan bacawapres mereka akan melibatkan Joko Widodo. Jokowi secara tidak langsung bisa disebut sebagai konsultan KIB.
Dalam konteks itu Jokowi berulangkali juga menekankan agar KIB tidak usah terburu-buru untuk mendeklarasikan bacapres dan bacawapres mereka. "Ojo kesusu," kalimat itu yang sering disampaikan Jokowi, dan disyaratkan juga untuk KIB.
Dalam hal bacapres, Jokowi bukan sekali-dua mengisyaratkan dukungannya untuk Airlangga Hartarto. Juga kepada Erick Thohir, sosok yang selama ini juga dianggap dekat dengan Istana. Duet Airlangga Hartarto-Erick Thohir, seperti diterakan di awal tulisan ini, disebut-sebut sudah "direstui" oleh Jokowi dan Istana.
Airlangga Hartarto sudah lama ditetapkan sebagai bacapres dari Golkar. Internal Golkar terus berjuang di KIB agar pimpinan tertingginya itu dideklarasikan sebagai bacapres KIB.
Untuk Erick Thohir, Menteri BUMN ini sudah lama disebut-sebut akan dibawa ke pertemuan internal pimpinan KIB oleh PAN dan PPP. Erick Thohir selama ini dekat dengan pimpinan dan akar rumput PAN dan PPP...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H