PEKAN yang menentukan untuk Sandiaga Salabuddin Uno. Demikianlah bisik-bisik di kalangan anggota dewan di parlemen beberapa hari terakhir ini. Sandi akan bertemu Prabowo Subianto, dan sangat mungkin hasil pertemuan tersebut akan menentukan perjalanan Sandi ke depannya. Apakah akan bertahan di Gerindra. Atau, hengkang ke PPP.
Rencana pertemuan Sandi dengan Prabowo awalnya dibocorkan oleh Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Sufmi yang juga Wakil Ketua DPR mengungkapkan bahwa Sandi, Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, meminta waktu untuk bertemu dengan Ketua Umum Prabowo Subianto.
Sandi, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pastinya cukup sering bertemu Prabowo, yang lebih awal masuk pemerintahan sebagai Menteri Pertahanan. Namun, pertemuan keduanya lebih banyak terjadi di acara-acara resmi kenegaraan, terutama dalam rapat kabinet. Atau, saat keduanya secara kebetulan sama-sama mendampingi Presiden Joko Widodo. Tetapi, untuk pertemuan empat mata, relatif jarang.
Sandi juga jarang melangkahkan kakinya ke markas Gerindra di bilangan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Juga dibilang langka menghadiri rapat-rapat internal partai, meskipun dipimpin langsung oleh Prabowo.
Terbaru, akhir pekan lalu, Sandi absen saat peresmian kantor Badan Pemenangan Presiden yang dihadiri Prabowo Subianto di Slipi, Jakarta Barat, Sabtu (7/1/2023). Sandi mengklaim tidak menerima undangan acara tersebut.
Namun, keesokannya Sandi justru terlihat di acara PPP. Kala itu Sandiaga menghadiri acara Silaturahmi Akbar PPP DIY di Stadion Kridosono, Jogja, Minggu (8/1/2023). Mengutip Kompas.com, Sandi yang mengenakan sarung hijau, berbaju koko putih dan peci hitam, membaur bersama para petinggi PPP termasuk Plt Ketum Muhammad Mardiono.
Bahwa Sandi sering menghadiri berbagai acara PPP sudah sering kita upas. Bahwa Sandi dekat dengan para petinggi Partai Kabbah juga sudah menjadi rahasia umum. Bahwa Sandi masuk dalam jajaran figur yang masuk radar intaian PPP pada bursa capres dan cawapres, sudah diketahui publik secara luas.
Sandi, yang menjadi wakil Prabowo saat bertarung di Pilpres 2019, tetap memendam harapan untuk kembali tampil pada kontestasi politik akbar tahun 2024 mendatang. Namun, Sandi sudah pasti menyadari bahwa kali ini tak mungkin diusung kembali oleh Gerindra.
Gerindra sudah sejak awal mengunci posisi capres untuk Prabowo. Setelah gagal di Pilpres 2009, menjadi wakil dari Megawati Soekarnoputri, lalu tersisih di Pilpres 2014 saat berpasangan dengan Hatta Rajasa dan di Pilpres 2019 bersama Sandi, Pilpres 2024 akan benar-benar menjadi "kuncian" terakhir bagi Prabowo.
Oleh karena itu pula, terkait dengan keinginan Sandi, elit Gerindra mati-matian membela Prabowo. Gerindra sudah memastikan hanya akan mengusung Prabowo, tidak ada yang lain. Dalam konteks itu pula Gerindra masih berusaha keras untuk mencari pendamping Prabowo yang pas.