2023 disambut sukacita oleh Partai Golkar. Awal tahun, kader dan seluruh pencinta partai politik tertua dan terbesar ini memperoleh kabar baik tentang kepastian kembalinya Dr H Soekarwo SH, M.Hum ke Rumah Besar Beringin.
Pak De Karwo, sapaan kesayangan masyarakat Jatim untuknya, resmi bergabung dengan Partai Golkar sejak November 2022. Namun, baru awal tahun 2023 disampaikan secara terbuka. Gubernur Jawa Timur dua periode ini, 2009 hingga 2019, memutuskan "kembali" ke Golkar di tengah kesibukannya sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) yang diamanahkan kepadanya oleh Presiden Jokowi sejak medio 2019.
Pak De Karwo orang lama di Golkar. Pak De Karwo sejak remaja sudah aktif menjadi pengurus partai. Pak De Karwo pastilah merasa nyaman di sini. Golkar rumah kita bersama. Demikian beberapa pantulan pendapat dari kalangan dekatnya, baik di Surabaya, Jatim, dan Jakarta.
Tak perlu menunggu waktu lama, Pak De Karwo sudah langsung ditahbiskan menjadi Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar. Ketua Dewan Pakar adalah Agung Laksono. Sinergi Pak De Karwo dengan Agung Laksono dan jajaran anggota Dewan Pakar lainnya, yang karena pengalaman dan rekam jejaknya sangat teruji, diyakini akan memberi kontribusi lebih untuk partai di tahun-tahun politik ke depan.
Terutama Pemilu 2024. Politikus kawakan kelahiran Madiun, 16 Juni 1950 itu, disegani di Jatim. Ada harapan meningkatnya perolehan suara partai beringin pada Pemilu 2024 mendatang. Ini tidak berlebihan.
Seiring dengan target memenangkan Pemilu 2024 secara nasional, Golkar tentunya mengharapkan adanya kenaikan suara yang signifikan di provinsi-provinsi besar dan vital. Jawa terutama.
Pada Pemilu 2019, di Jatim, Golkar menduduki urutan keempat di bawah PDIP, PKB dan Gerindra. Itu naik setingkat dari Pemilu sebelumnya, 2014. Golkar di posisi kelima setelah PKB, PDIP, Gerindra dan Partai Demokrat. Â
Walau relatif masih jauh, namun memperkirakan terjadinya perubahan dari perolehan suara di Jatim pada Pemilu 2024 dimungkinkan. Dari persfektif politik, partai berbasis agama seperti PKB harus lebih berjuang keras untuk mempertahankan kekuatannya mengingat banyaknya dinamika di kalangan pendukung fanatik mereka.
Gesekan yang masih terjadi antara Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB, dengan Zannuba Ariffah Chafsoh, M.P.A. atau Yenny Wahid bisa menjadi sandungan bagi PKB untuk mempertahankan hegemoninya di Jatim.
Perseteruan panjang antara Cak Imin dengan putri sulung Gus Dur (alm) itu diprediksi tetap bisa memengaruhi laju PKB. Yenni Wahid, yang sempat menjadi Sekjen PKB pada 2005-2008, diyakini masih memiliki pengaruh kuat di kalangan pesantren di Jatim.
Partai-partai nasionalis seperti PDIP, Gerindra dan Golkar dinilai memiliki potensi peningkatan perolehan suaranya selaras dengan semakin masifnya pergerakan mesin partai masing-masing. Sebagaimana terjadi di sebagian besar provinsi atau daerah lain, pertarungan perebutan suara rakyat dominan akan terjadi pada pemilih muda atau milenial.
PDIP, Gerindra, Golkar dan Demokrat tentulah sangat menyadari hal itu. Kalangan pemilih muda di Jatim mungkin tidak begitu mengenal sosok Pak De Karwo, berbeda dengan generasi sebelumnya.
Ketokohan Pak De Karwo bisa menjadi salah faktor untuk keterpilihan pada Golkar. Dukungan dari generasi muda dan kalangan milenial untuk membuat mesin partai bergerak lebih dinamis dan solid dalam mendapatkan pemilih baru, tentunya juga tak bisa diabaikan...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H