Dalam perjalanan waktu, Sandi terlihat eksis menjalankan aktivitasnya sebagai Menparekraf.Â
Sandi tampak enjoy berkeliling Indonesia, mengedukasi masyarakat dalam dan luar negeri tentang berbagai destinasi wisata dan peranan faktor pendukung, termasuk pelekatan UMKM.
Kendati demikian, seperti kata pepatah tidak ada gading yang tak retak, perjalanan dan kinerja Sandi bukannya tidak menumbuhkan kritik. Pengusaha muda yang sejak remaja bersahabat dengan Erick Thohir ini banyak menuai kritik dengan disebut-sebut cenderung jalan-jalan dengan memakai biaya negara.
Kritik itu umumnya datang dari elit dan kader Gerindra yang melihat Sandi ternyata memanfaatkan juga waktunya untuk mengikuti kegiatan dari partai lainnya, yang dalam hal ini adalah PPP.Â
Sandi sering dilibatkan dalam berbagai acara internal partai berlambang Kabah itu, termasuk bimbingan teknis kader-kader PPP di daerah.
Aktivitas Sandi yang mendalam dengan kader PPP di berbagai daerah tersebut pada akhirnya menumbuhkan rasa sayang akar rumput partai Kabah kepada Sandi.Â
Hal itu yang mendasari keinginan mereka untuk menjadikan Sandi dalam opsi bakal calon wakil presiden (bacawapres) resmi dari PPP.Â
Akar rumput PPP meminta petinggi partai untuk membawa nama Sandi dalam pembahasan resmi partai terkait Pilpres 2024, baik di PPP maupun Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Di sisi lain, Sandi sendiri tidak bisa menyembunyikan keinginannya untuk ambil bagian dalam kontestasi akbar politik di 2024 tersebut. Bahkan, ia menyatakan kesiapannya menjadi calon presiden, tidak sekadar calon wakil presiden.
Tidak sedikit petinggi, elit dan kader Gerindra yang menyebut jika Sandi selama ini memang tengah melakukan manuver dalam upayanya maju ke Pilpres 2024. Sandi juga dinilai jarang bertemu dengan kader Gerindra di daerah, lebih sering dengan kader PPP.
Terkini, mencuatnya asumsi jika Sandi segera bergabung dengan PPP. Asumsi tersebut didasari bahwa Gerindra tidak mungkin menempatkan Sandi dalam opsi capres atau cawapres mereka.Â