CIBIRAN kutu loncat kini dilekatkan pada Sandiaga Salahuddin Uno. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) itu juga seperti tengah menghadapi dua tudingan. Yakni, sedang bermain api dan sekaligus bermain dua kaki.
Sandiaga, atau Sandi saja, masih tercatat dalam struktur Partai Gerindra yang dipimpin oleh Prabowo Subianto. Di partai berlambang kepala burung Garuda itu nama Sandi tertera sebagai salah satu wakil ketua dewan pembina, yang juga diketuai oleh Prabowo Subianto.
Adalah Prabowo Subianto pula yang membawa sekaligus membela mati-matian Sandi di Pilkada DKI Jakarta 2017 bersama Anies Baswedan.Â
Sejarah mencatat, duet Anies-Sandi sukses mengungguli pasangan petahana Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dengan perbandingan perolehan suara 57,96 persen-42,04 persen.
Namun, dari catatan sejarah pula publik mencermati jejak Sandi yang memutuskan maju ke pertarungan Pilpres 2019. Adalah Prabowo Subianto kembali yang mengangkat pamornya dengan menjadikannya cawapres.Â
Namun, duet Prabowo-Sandi harus mengakui keunggulan petahana Joko Widodo yang kali ini berpasangan dengan KH.Ma'ruf Amin. Prabowo-Sandi menyerah dengan persentase perolehan suara 44,50% berbanding 55,50%.
Kita ketahui, baik Prabowo dan Sandi pada akhirnya masuk dalam jajaran kabinet Indonesia Maju dari pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.Â
Prabowo langsung mengemban amanah sebagai Menteri Pertahanan, Sandi masuk belakangan, menggantikan posisi Wishnutama sebagai Menparekraf.
Masuknya Sandi dalam jajaran pembantu utama Jokowi-Ma'ruf disebut-sebut tidak terlepas dari peran Prabowo Subianto.Â
Prabowo tampaknya tidak ingin tanggung-tanggung menempatkan partainya dalam jajaran koalisi pendukung pemerintah, bersama PDIP, Golkar, PKB, MasDem, PAN, dan PPP. Masuknya Sandi memperkuat lobi Gerindra dalam tatanan partai koalisi pemerintah.