Pada Pemilu 2019, khususnya Pilpres 2019, PSI menjadi pendukung fanatik duet Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Walau kemudian tidak masuk dalam jajaran partai parlemen, jajaran pimpinan PSI tidak pernah melontarkan pernyataan bernada minor terhadap kebijakan pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Prahara, meski lebih banyak yang menyebutkannya sebagai guncangan, yang menempa PSI terjadi di tengah persiapan menghadapi Pemilu 2014. Jika mesin-mesin dari 16 partai peserta Pemilu 2024 lainnya terus bergerak dinamis, belum termasuk Partai Ummat yang akhirnya diperkenankan untuk mengulang verifikasi faktualnya setelah pekan silam dinyatakan tidak lolos oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Giring Ganesha dan jajaran pimpinan teras PSI lainnya masih bekerja keras meredam berbagai isu pasca pengunduran diri sejumlah kader terbaiknya itu.
Giring Ganesha dkk mestinya sudah bisa fokus dalam membawa dan mengantar partainya menghadapi pesta demokrasi akbar pada 2024, dengan tujuan utama meningkatkan perolehan suara partai di mayoritas provinsi, untuk membuat PSI menjadi partai parlemen.
Mempersiapkan diri itu bukan cuma dengan modal keberanian dan omong besar, tetapi melalui berbagai tindakan nyata dan tegas untuk mendapatkan simpati masyarakat.
Dalam upaya peningkatan perolehan suara elektoral pada Pemilu 2024 PSI tampaknya akan memilih jalan berkoalisi dengan partai-partai lainnya. Untuk itu, besar kemungkinan PSI akan melebur dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang sementara sudah diisi Golkar, PAN dan PPP.
Tanda-tanda PSI akan melebur dengan KIB sudah terlihat dari kebersamaan mereka mendaftar ke KPU pada 10 Agustus 2022 lampau. Saat itu, Giring Ganesha dkk bahkan sudah bertemu dengan para pentolan KIB, termasuk Airlangga Hartarto (Golkar) dan Zulkifli Hasan (PAN).
Ini tanda-tanda dari alam, kata Airlangga Hartarto menanggapi kebersamaan waktu pendaftaran tiga partai KIB dengan PSI ke KPU. Setelah itu, Giring yang disertai beberapa pimpinan teras PSI melakukan kunjungan ke kantor DPP Partai Golkar.
Airlangga Hartarto dan Zulhas pernah sama-sama menyebut akan segera bergabungnya partai parlemen dan non parlemen ke KIB. Terkait partai parlemen, itu mengundang kontroversi tersendiri, mengingat sisa partai parlemen satu dan lainnya sudah menjalin kemitraan. Namun, untuk non parlemen, sangat terbuka. PSI dan Perindo diisyaratkan sebagai dua partai non parlemen yang segera bergabung dengan KIB...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H