Mohon tunggu...
Jafran Azzaki
Jafran Azzaki Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Menulis

Seseorang dengan hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cak Imin Serius Nyapres

12 Desember 2022   15:34 Diperbarui: 12 Desember 2022   15:39 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster-poster nyapres dari sejumlah kandidat, termasuk Muhaimin Iskandar.(Foto ilustrasi: Kompas.com).


MUHAIMIN ISKANDAR mengaku masih memelihara kehendaknya untuk ikut pemilihan presiden pada Pilpres 2024. Kehendak besar yang sama sudah lama ditekadkan Anies Rasyid Baswedan. Di tengah terpaan berbagai gelombang, Anies maju terus. NasDem juga optimisnya bisa mengusung mantan gubernur DKI Jakarta itu hingga ke saat pemilihan, kendati koalisinya bersama Demokrat dan PKS masih di awang-awang.

Paparan ini dikhususkan terkait Cak Imin saja. Sebagaimana juga Anies yang banyak mendapat tekanan, Cak Imin juga mengaku banyak mendapat pressure baik dari internal partai maupun dari luar. Ngapain nyapres, Cak, lebih baik fokus ngurus partai. Begitu kira-kira pernyataan yang sering diterima Cak Imin. Toh, Cak Imin maju terus. Setidaknya, itu kesan yang kita peroleh dari tekad yang kerap disampaikannya.

Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin Iskandar, dalam berbagai kesempatan berterus terang terkait keinginannya untuk menjadi presiden. Tepatnya, nyapres. Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengaku optimistis pencalonannya disokong penuh oleh para pendukungnya, terutama kalangan Nahdliyyin, yang menjadi basis PKB. Mayoritas kaum NU, sering diserukan Cak Imin, adalah pendukung setia PKB.

Kita tahu jika Cak Imin tak bisa mendeklarasikan dirinya sebagai bakal calon presiden (bacapres) jika hanya bermodal perolehan suara PKB dari Pemilu 2019. Kecuali jika PKB mau nekad, sebagaimana NasDem memberlakukannya kepada Anies Baswedan.

Dengan perolehan suara 9,05% sebenarnya NasDem masih jauh panggang dari api untuk mendeklarasikan Anies sebagai bacapres, mengingat perolehan suaranya tak sampai setengah dari ketentuan presidental thresold (20%), untuk sah mengajukan capres.

NasDem tentunya berpegang pada janji dari Demokrat dan PKS yang siap berkoalisi, sehingga melampaui PT 20%. Masalahnya, hingga saat ini Demokrat dan PKS belum seia-sekata untuk membentuk KP bersama NasDem. Posisi stag terkait KP tampaknya masih akan terjadi hingga awal tahun 2023.

Posisi Cak Imin juga sama. Dengan perolehan suara 9,69% dan berada di rutan kelima pada Pemilu 2019, Cak Imin tidak bisa mengajukan diri sebagai capres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Namun, dia tampaknya optimistis sebelum fase pendaftaran capres dan cawapres itu, yakni September 2023, ketentuan PT 20% bisa didapat.

Bisa jadi itu hanya angan-angan dari Cak Imin sendiri. Masalahnya, dari perjanjian koalisinya dengan Gerindra, Cak Ingin mulanya hanya mengincar posisi cawapres. Itu bisa dipahami juga. Perolehan suara Gerindra yang 12,57% dan berada di peringkat ketiga setelah PDIP dan Golkar, memungkinkan mereka berada di atas angin dalam penentuan kandidat capres dan cawapres.

Baik melalui koalisinya dengan Gerindra maupun bertindak single fighter sebagai PKB, Cak Imin juga mengaku terus berjuang untuk menjalin kolaborasi dengan partai lain. Dia meyakini, koalisi yang sudah terbentuk sekarang ini sifatnya dinamis. Bisa bertahan lama, bisa juga tidak. Oleh karena itu, PKB juga tak boleh pesimistis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun