BHINEKA TUNGGAL IKA SEBAGAI FILOSOFI INDONESIA
Oleh: Mohammad Jafar Hafsah
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar dengan lebih dari 17.500 pulau. Ia juga dikenal sebagai negara maritim, karena 2/3 wilayahnya terdiri dari lautan. Indonesia dengan populasi 250 juta adalah salah satu negara dengan budaya dan bahasa paling beragam yang terdiri dari sekitar 500 kelompok etnis dan menggunakan 730 bahasa daerah. Ada 6 agama dan kredensial resmi di Indonesia.
Dalam perjalanan sejarahnya, Indonesia berada di garis Khatulistiwa dan berada di antara dua benua, benua Asia dan benua Australia dan diapit oleh dua samudera yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, sehingga Indonesia merupakan lalu lintas perdagangan internasional.Â
Banyak bangsa di dunia datang seperti Cina, Arab, India, Eropa, Asia Tenggara dan Amerika, menambah keragaman budaya yang telah dicampur dengan budaya yang ada, mereka dapat hidup berdampingan dan damai. Hal ini disebabkan oleh ideologi Pancasila (Lima Prinsip) dan Bhinneka Tunggal Ika (Unity in Diversity) sebagai dasar yang berharga untuk interculture di lingkungan budaya, perdamaian dan harmoni di Indonesia
Pancasila digali dari kehidupan dan budaya Indonesia sendiri, yang kemudian Pancasila menjadi dasar Negara, ideologi Negara, pandangan hidup Negara dan Etika Bangsa. Dengan Pancasila, ini dapat merangkul dan menyatukan orang-orang dari beragam etnis, agama, kepercayaan, dan etnis. Pancasila adalah orang yang merangkul dan peduli kepada orang-orang untuk hidup damai dengan moto Bhineka Tunggal Ika.
Pancasila, kadang-kadang diterjemahkan sebagai 'lima pilar'. Dianggap tidak terpisahkan dan saling terkait, lima prinsip ini dapat secara kasar diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai
- Ketuhanan Yang Maha Esa
- Kemanusiaan yang adil dan beradab
- Persatuan Indonesia
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat keterlibatan dalam permusyawaratan perwakilan
- Keadilan sosial untuk seluruh Rakyat Indonesia
Dalam prinsip pertama sebagai Keyakinan pada Satu Tuhan Yang Maha Esa "Ketuhanan Yang Maha Esa", di sini Indonesia mengakui setiap agama yang ada di Indonesia dan setiap penghuninya untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing. Indonesia menganut bahwa setiap agama di negara ini harus dilindungi, baik pengikutnya, ritual dan tempat ibadahnya, sehingga meskipun agama Indonesia beragam tetapi pengikutnya merasa aman, karena ada jaminan dari pemerintah untuk menciptakan perdamaian.
Dalam "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" berarti bahwa setiap manusia adalah sama, dan harus diperlakukan sama. Sehingga, meskipun setiap warga negara menganut agama dan kepercayaan yang berbeda, pemerintah tidak memperlakukan semua warga negara Indonesia secara berbeda sama sekali.
Dengan hanya mempraktikkan dua prinsip di atas, Indonesia sekarang dapat dikatakan telah mampu menerapkan perdamaian di negara ini, meskipun cara Indonesia menangani keragaman budaya dan agama di Indonesia sangat bervariasi. Juga, sebagaimana ditunjukkan oleh sejarah dunia, perdamaian harus dijaga dengan baik dan dijaga.Â
Namun, kunci dari apa yang paling ditekankan dalam menjaga keharmonisan yang terjadi di Indonesia saat ini adalah kepercayaan pada hak asasi manusia yang fundamental, martabat, dan nilai-nilai pribadi manusia dan persamaan hak semua orang, mempraktikkan toleransi, dan hidup bersama dalam damai satu sama lain, semua diatur dalam konstitusi Indonesia, yaitu UUD 1945.
Keanekaragaman di suatu negara dan dinamika yang terjadi di Indonesia juga dapat dipertahankan melalui dialog berkelanjutan, serta rasa hormat dan toleransi yang menciptakan sikap positif terhadap sesama warga negara baik di Indonesia maupun di dunia.
Saat ini, Indonesia berada di peringkat ke-55 dalam Global Peace Index 2018, di mana peringkat ini lebih baik daripada Amerika (peringkat 121). seperti Indonesia, Amerika juga merupakan negara yang juga memiliki beragam budaya dan agama. Peringkat ini telah turun dari tahun-tahun sebelumnya karena Indonesia masih belajar dalam proses demokrasi yang baru saja dimulai. Diharapkan dalam beberapa tahun ke depan, ketika demokrasi telah berjalan dengan baik, maka tingkat perdamaian di Indonesia akan meningkat.
Cara mempertahankan dan merawat persatuan dan kebersamaan adalah:Â
Sosialisasi Pancasila (lima Pilar) dan Undang-undang Dasar 1945.
Menerapkan hukum yang menekankan perlunya kebersamaan, hidup berdampingan, perdamaian dan kemakmuran.
Berbagai lembaga yang dibentuk di Indonesia bertujuan untuk mencapai tujuan yang sama untuk menjaga kebersamaan, hidup berdampingan lintas agama, lintas suku dan etnis.Â
Mempertahankan semangat "Gotong Royong" (kerjasama sinergis) sebagai warisan leluhur.
Â
KESIMPULAN
Pada dasarnya konsep kerukunan antar umat beragama di Indonesia berasal dari prinsip dan praktik budaya yang telah diturunkan dari generasi ke generasi. Dan seperti yang kita ketahui, dialog tidak hanya terbatas pada percakapan verbal yang sesaat tetapi terus dipertahankan dan dipelihara secara berkelanjutan.
Salah satu contoh nyata, di desa-desa di seluruh Indonesia ada berbagai jenis forum musyawarah (musyawarah) masyarakat diadakan untuk kerukunan desa atau kerukunan wilayah (keharmonisan desa atau kabupaten). yang diadakan untuk meningkatkan keharmonisan
Akhirnya, orang Indonesia memiliki dua ribu tahun pengalaman dalam mengembangkan cara-cara positif untuk bekerja dengan keragaman budaya dan agama untuk menumbuhkan kehidupan yang harmonis dan akan memiliki sikap untuk maju ke negara yang lebih damai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H