Mohon tunggu...
Jafar G Bua
Jafar G Bua Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Photo Journalist CNN Indonesia, salah satu stasiun televisi yang menjadi bagian dari CT Corp dan CNN International. Saat ini bekerja dan berdomisili di Pulau Sulawesi, namun ingin berkelana ke seluruh pelosok Nusantara Jaya. Semua tulisan di microsite ini dapat dikutip sepanjang menyebutkan sumbernya, sebab ini semua adalah karya cipta.

Selanjutnya

Tutup

Money

Sederhana Kedainya, Nikmat Rasa Kopinya

31 Oktober 2011   12:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:14 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Ini cerita kedai kopi dari Kota Parigi, salah satu Kota Pelabuhan di Pesisir Timur Sulawesi Tengah. Kedai kopi sederhana yang menyajikan kopi yang terasa nikmatnya hingga tetes terakhir.

Adalah M. Agus Labendi, Sarjana Administrasi Bisnis dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Panca Marga, Palu dan kawan seiringnya M. Akib yang memrakarsai kelahiran kedai kopi itu. Agar mudah diingat ia beri nama saja Keiko dParis. Singkatan dari Kedai Kopi di Parigi dan sekitarnya.  Orang memang biasa menyebut kota ini sebagai Paris. Agus menepis pameo yang diyakini banyak orang bahwa jika sudah sarjana haruslah menjadi pegawai negeri sipil. Ia menjawab pameo itu dengan membangun kedai kopi pada paruh Maret 2011. Bertempat tidak jauh dari pusat Kota Parigi, di Jalan SIS Aljufri Nomor 48, kedainya kemudian menjadi tempat berkumpul banyak orang dari pelbagai kalangan pula. Ada pegawai negeri sipil, wartawan, pengusaha bahkan para ibu penikmat kopi menjadi pelanggannya. Selain menggunakan kopi olahan lokal, Agus juga memakai Kopi Toraja yang memang sudah dikenal di mana-mana kenikmatan rasanya. Bagi penikmat kopi sejati, tentu saja mereka lebih memesan kopi hitam. Namun bila ingin mendapatkan rasa yang lebih bolehlah memesan kopi susu, yang tentu saja resepnya hanya Agus yang tahu. “Ini bagian dari rahasia perusahaan. Yang pasti ini halal,” kata pria kelahiran Parigi, 24 Agustus 1976 ini, singkat sembari tertawa. Buat teman minum kopi yang diolah dengan coffee maker, mesin pembuat kopi Made in Germany itu disediakan roti panggang dengan pelbagai rasa. Ahmad Ibrahim, salah seorang pelanggan mengaku rasa kopi yang disajikan di Keiko terasa begitu nikmat. “Kalau saya lebih suka memesan kopi susu yang terasa benar rasa kopinya dan manis susunya. Harganya pun tergolong murah,” aku wiraswastawan ini. Ya, memang tergolong murah. Harga secangkir kopinya ditambah roti panggang tak lebih dari Rp10 ribu rupiah. “Meski murah, rasanya tidak murahan loh,” kata Agus mengomentari sendiri rasa kopi dari kedai yang dibangunnya dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Republik Indonesia (BRI) sebesar Rp20 juta itu. Orang ramai berkumpul di Keiko sejak pagi dan kian bertambah saat siang hingga jelang magrib. Selain tempat minum kopi tentu saja kedai di dekat Rumah Sakit Anuntaloko ini jadi tempat berdiskusi. Rupa-rupa topik yang diperbincangkan. Mulai dari yang remeh-temeh hingga soalan nasib Bangsa ini. Adalah Adri Rotikan, salah seorang wiraswastawan yang jadi pelanggan kedai ini. Ia kerap membahas soal kian menyimpangnya penyelenggaraan negeri ini. “Korupsi makin merajalela, rakyat makin miskin sementara penguasa makin kaya,” celetuknya. Ada yang tampil serius seperti Adri, ada pula yang tampil penuh guyonan seperti Latif. Oleh kawan-kawannya, wiraswastawan ini disapa akrab dengan panggilan Oom Latif. “Hidup ini keras dan susah kadang kala, jadi harus dibawa santai selalu. Yang penting tidak bikin orang lain susah.” Itu prinsip hidupnya. Jadi menarik bukan?! Sebab ada banyak cerita yang bisa dibawa pulang dari Keiko. Tentu, yang pertama adalah kisah tentang nikmat rasa kopinya, lalu berikutnya tentu cerita tentang pelanggannya yang punya beragam tingkah dan isi kepala. Jadi, bila suatu waktu berkunjung ke Kota Parigi, jangan lupa singgah di Keiko. Menyeruput seteguk dua kopi buatan Agus ini. Hmmm…terasa benar nikmatnya.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun