Mohon tunggu...
Jafar Shodiq MH
Jafar Shodiq MH Mohon Tunggu... Dosen - Penulis Lepas

Hobi saya adalah menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tapaki Jejak Sejarah Pendahulu, Unisla Lamongan Peringati Haul Muassis XI

13 Desember 2024   06:02 Diperbarui: 18 Desember 2024   07:20 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan doa bersama

Universitas Islam Lamongan (Unisla) sukses memperingati Haul Muassis XI tahun 2024 dengan tema "Unisla Mengaji dan Berbagi". Peringatan Haul kali ini diisi dengan beragam rangkaian acara yang dimulai dari tanggal 01 Desember 2024. Puncaknya pada tanggal 10 Desember 2024 yang diisi dengan kegiatan Pembacaan Istighasah, Tahlil, Sholawat kepada Nabi Muhammad SAW dan ceramah agama oleh Drs. KH Taufiq Badul Jalil, MM, Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur.

Dr. Winarto Eka Wahyudi, Wakil Rektor III Unisla menjelaskan, seluruh civitas Unisla bersama-sama diingatkan untuk merefleksikan warisan perjuangan, visi, dan pengabdian para pendiri (muassis) Universitas Islam Lamongan.

"Perjalanan seorang pejuang-pengabdi yang tidak hanya tentang membangun gedung dan mendirikan institusi, tetapi tentang menanamkan nilai-nilai, cita-cita dan harapan tentang kehidupan masa depan yang lebih cemerlang", ungkapnya.

Menurut Eka, pendiri Unisla telah memberikan fondasi yang kuat: institusi pendidikan Islam yang tidak hanya mencetak generasi cerdas, tetapi juga membangun karakter berbasis nilai-nilai keislaman dan kemanusiaan.

"Dari sini kita belajar bahwa visi besar dimulai dari niat yang tulus dan perjuangan tanpa pamrih serta dibalut atas dasar nilai persatuan sekaligus kerukunan yang kokoh", tegasnya.

Seorang pendiri, sambung Eka, adalah seorang visioner. Di tengah keterbatasan, beliau melihat peluang untuk membangun generasi yang tidak hanya terampil secara intelektual, tetapi juga luhur dalam budi pekerti. Keberanian untuk bermimpi besar, yang disertai dengan tekad dan usaha, mengajarkan kita bahwa tidak ada mimpi yang terlalu tinggi jika diperjuangkan dengan sungguh-sungguh.

"Dari Prof. Dr. Ahmad Muhdhor kita diajari tentang arti pentingnya sebuah visi besar, dari Pak Sujono kita belajar tentang keikhlasan, dari Kiai Aminul Wahib kita dididik untuk berkomitmen pada proses. Adalah pak Hasan Bisri yang senantiasa mengajarkan kita tentang arti kepeloporan dan pentingnya jejaring sosial", imbuhnya.

Eka melanjutkan, dari beliau kita lebih memahami bahwa dalam perjuangan dan pengabdian yang terpenting adalah arah perjuangan yang jelas, bukan hanya soal kecepatan dan ambisi meraih hasil.

"Lalu, saat ini, dalam perjalanan Unisla selama lebih dari satu dekade, apa yang telah kita kontribusikan untuk menjaga dan melanjutkan perjuangan beliau? ", Tanya Eka.

Haul ini, katanya, menjadi momen muhasabah: apakah visi pendidikan yang beliau cita-citakan telah tercermin dalam aktivitas kita selama ini?, Sudahkah kita mendidik mahasiswa menjadi insan yang berguna bagi agama, bangsa, dan kemanusiaan?, Sudahkah kita benar-benar merawat solidaritas sesama, membangun kekompakan kolektif, serta memiliki visi dan mimpi yang sama-sama kita perjuangkan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun