Tokoh Publik merupakan sesosok yang dikenal oleh masyarakat yang memiliki fungsi sebagai contoh yang baik. Tak heran apabila seorang tokoh publik ini memiliki banyak penggemar dan juga ada saja yang membenci, pasti. Jika biasanya penggemar ini selalu mendukung idolanya bagaimana pun, kapan pun, di mana pun, tidak dengan aktor satu ini. Jefri Nichol. Ya, dia adalah seorang aktor terkenal yang memiliki paras rupawan yang kini telah membintangi film terbarunya, Habibie dan Ainun 3, setelah ia terbebas dari kasus narkoba beberapa bulan yang lalu.
Setelah proses rehabilitasi, Jefri Nichol tampak baik-baik saja dan semakin bugar, dilihat dari aktingnya di film tersebut. Namun, sekitar beberapa hari yang lalu, dia mencuitkan keluh kesahnya terhadap orang-orang yang membanding-bandingkan fisiknya di akun Twitter miliknya @jefrinichol . Dalam cuitannya Jefri menulis, "Yang ngetweet 'kalo orang jelek ngelakuin ini pasti blablabla. Kalo orang cakep ngelakuin ini pasti blablabla,' Pasti mukanya emang, mohon maaf... jelek," kemudian dia menambahkan di threadnya, "Udah jelek, so tau, suka membandingkan... kasian kaya ga punya tujuan hidup."
Cuitannya ini cukup kontroversial. Bahkan sikap aktor ini masih dipertanyakan. Baik, mungkin kita bebas mengutarakan pendapat, tapi kita semestinya tahu tempat, tahu diri. Terkadang keluh kesah seseorang itu terlalu frontal, juga eksplisit. Bisa juga membuat siapa pun tersinggung. Padahal, banyak penggemarnya yang membela dia saat dia tertangkap oleh polisi. Ya, mungkin karena parasnya. Bukankah sebuah kesia-siaan?
Dari cuitannya tersebut, banyak netizen yang ikut menyuarakan pendapatnya. Kebanyakan dari mereka membahas soal kasus narkoba yang telah dilakukan oleh Jefri Nichol. Bahkan ada yang berkomentar kalau ganja yang dikonsumsi olehnya masih berefek terhadapnya. "Liat deh respond salty di tweet ini. Kalian ngeluh orang selalu liat fisik tapi disaat yang bersamaan malah kalian yang suka compare fisik orang lain. Munafik banget," tutup Jefri Nichol dalam threadnya.
Saya berharap nanti aktor yang satu ini menjadi pribadi yang lebih baik. Semoga siapa pun orang di dunia ini dapat menyaring kata-katanya. Jika sarkas adalah sebuah seni, maka tidak ada seorang pun yang akan merasa tersinggung.
