"Yuk kamu kenapa?" (tanyaku)
"Emm nggak apa-apa kok Jik" (Yayuk sambil menatap sisi kiri aula dengan rasa sedikit ketakutan)
"Ah mungkin ada orang lewat atau apa" (batinku)
Akan tetapi aku masih merasa agak cemas dengan Yayuk karena dari tadi seperti itu ekspresinya sebelumnya dia terlihat biasa-biasa dengan sedikit bercanda karena dia anaknya lumayan humoris.
Lalu hari sudah menjelang petang akhirnya peserta diberi waktu istirahat untuk makan dan sholat. Kami pun berkumpul makan bersama. Tapi anehnya lagi Si Yayuk tetap saja seperti itu malah sekarang cenderung lebih biasa.
"Ahh! paling dia kecapekan" (pikirku)
Setelah itu acara dilanjut lagi sampai jam 10 malam dan akhirnya peserta diperbolehkan untuk tidur karena sudah waktunya. Saat itu Aku, Slamet, dan Dika tidur berjajar. Enak sekali tidur setelah melalui hari yang melelahkan ketika mengikuti acara. Saat tengah malam tiba-tiba ada bunyi sirine aku dan teman-teman kaget dan langsung terbangun. Ternyata panitia menyurus semua kelompok bangun untuk melanjutkan acara yaitu jurit malam. Kami diminta untuk mengeluarkan lilin dan korek api yang sudah kami bawa sebagai syarat perlengkapan mengikuti acara.
"Pantesan disuruh bawa ginian wkwk" (kata Dika)
"Oalah ada-ada aja" (kata Slamet)
Saat jurit malam, kami diminta untuk mengelilingi kampus sesuai denah yang sudah dibuatkan panitia. Waktu itu ekspresi Yayuk masih sama akan tetapi lebih mengarah seperti orang ketakutan. Saat kami berkeliling kami dikejutkan oleh rintangan-rintangan dari panitia seperti di beri teka teki di setiap post. Waktu itu seluruh lampu yang ada di kampus dimatikan dan kami melanjutkan kelilingya.
Saat tepat digedung ganesha Si Slamet malah ngomong sembarangan dan kotor seperti sedang main-main. Kemudian tepat dibelakangku Yayuk tiba-tiba menunduk dan mengeluarkan tangis kecil dengan sesekali tertawa seperti anak kecil.