Mohon tunggu...
Jaenal Rojikin
Jaenal Rojikin Mohon Tunggu... Guru - Jen

IG: j_rozikin YOUTUBE: Jaytive

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malam Petaka

12 Juni 2021   12:52 Diperbarui: 12 Juni 2021   13:08 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Yuk kamu kenapa?" (tanyaku)

"Emm nggak apa-apa kok Jik" (Yayuk sambil menatap sisi kiri aula dengan rasa sedikit ketakutan)

"Ah mungkin ada orang lewat atau apa" (batinku)

Akan tetapi aku masih merasa agak cemas dengan Yayuk karena dari tadi seperti itu ekspresinya sebelumnya dia terlihat biasa-biasa dengan sedikit bercanda karena dia anaknya lumayan humoris.

Lalu hari sudah menjelang petang akhirnya peserta diberi waktu istirahat untuk makan dan sholat. Kami pun berkumpul makan bersama. Tapi anehnya lagi Si Yayuk tetap saja seperti itu malah sekarang cenderung lebih biasa.

"Ahh! paling dia kecapekan" (pikirku)

Setelah itu acara dilanjut lagi sampai jam 10 malam dan akhirnya peserta diperbolehkan untuk tidur karena sudah waktunya. Saat itu Aku, Slamet, dan Dika tidur berjajar. Enak sekali tidur setelah melalui hari yang melelahkan ketika mengikuti acara. Saat tengah malam tiba-tiba ada bunyi sirine aku dan teman-teman kaget dan langsung terbangun. Ternyata panitia menyurus semua kelompok bangun untuk melanjutkan acara yaitu jurit malam. Kami diminta untuk mengeluarkan lilin dan korek api yang sudah kami bawa sebagai syarat perlengkapan mengikuti acara.

"Pantesan disuruh bawa ginian wkwk" (kata Dika)

"Oalah ada-ada aja" (kata Slamet)

Saat jurit malam, kami diminta untuk mengelilingi kampus sesuai denah yang sudah dibuatkan panitia. Waktu itu ekspresi Yayuk masih sama akan tetapi lebih mengarah seperti orang ketakutan. Saat kami berkeliling kami dikejutkan oleh rintangan-rintangan dari panitia seperti di beri teka teki di setiap post. Waktu itu seluruh lampu yang ada di kampus dimatikan dan kami melanjutkan kelilingya.

Saat tepat digedung ganesha Si Slamet malah ngomong sembarangan dan kotor seperti sedang main-main. Kemudian tepat dibelakangku Yayuk tiba-tiba menunduk dan mengeluarkan tangis kecil dengan sesekali tertawa seperti anak kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun