Mohon tunggu...
Jaenal Rojikin
Jaenal Rojikin Mohon Tunggu... Guru - Jen

IG: j_rozikin YOUTUBE: Jaytive

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Wajah di Balik Pagar

22 November 2020   10:28 Diperbarui: 22 November 2020   10:32 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu hari ada tiga anak nakal yang masih duduk di bangku sekolah taman kanak-kanak, namanya Jeni, Sando, dan Munir. Mereka adalah tiga sejawat yang selalu bersama-sama ketika saat di sekolah maupun saat bermain di kampung. Setiap hari, ketika pulang sekolah salah satu dari orang tua mereka bertiga selalu menjemput mereka saat pulang sekolah.

Suatu hari pada saat pulang sekolah mereka berjalan kaki dengan ibu si Sando, mereka selalu melewati kuburan yang ada di didekat sekolahnya. Setiap melewati kuburan mereka selalu ngomong sembarang. Saat itu ketika mereka melewati kuburan, mereka bertemu dengan seorang wanita tua dengan pakaian daster putih yang sangat kotor dibalik pagar besi yang sudah berkarat yang diselimuti tumbuhan liar di belakang tanah kuburan. Mereka bertiga langsung mengejek wanita tua itu.

"Huuu...huuu sini kalo berani (Jeni,Sando, dan Munir yang saling satu menyaut mengejek wanita tua itu).

Lalu ibu si Sando berkata "Hei gak boleh gitu anak kecil harus sopan ke orang tua". Namun, wanita tua itu diam saja sambil membungkuk dengan membawa rumput untuk memberi makan sapi di balik pagar tersebut.

Keesokan harinya saat disekolah mereka bertiga membicarakan wanita tua itu lagi mereka berencana untuk mengejek lagi.

Jeni bilang "San!, Nir!, Ayo nanti kita ejek orang tua itu lagi kemarin dia diam terus"

" Oke siap Jen" jawab si Munir yang di ikuti si Sando. 

Bel pun berbunyi dan pertanda waktunya untuk pulang. Mereka bertiga siap-siap mengemas barang bawaannya. Pada saat itu mereka belum dijemput oleh salah satu orang tua dari mereka bertiga. Akhirnya mereka memutuskan untuk menunggu sejenak dengan bermain ayunan yang ada di halaman sekolah.

30 menit berlalu dan mereka masih belum dijemput langit mulai menghitam dan menandakan akan turunnya hujan. Saat itu pula, di sekolah sudah sepi hanya ada 1 atau 2 guru yang berada didalam kantor.
Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang tanpa ditemani orang tua mereka. Pada saat mereka berjalan melewati kuburan seperti biasanya, mereka tidak melihat wanita tua di balik pagar dekat kuburan itu akhirnya mereka pun kecewa karena tidak jadi untuk mengejeknya lagi. Namun, tiba-tiba saat berjalan sudah mendekati ujung tanah kuburan itu mereka ada yang memanggil dari belakang. Pada saat menoleh kebelakang, terlihat wanita tua itu berada di balik pagar dekat kuburan. Tentunya hal itu membuat mereka kembali lagi karena ingin mengejeknya.

"Jen itu orangnya ayo kesana" kata Munir.
"Iya Jen mumpung nggak ada orang tua kita jadi gak ada yang ngelarang dong hehehe" saut si Sando.

Akhirnya mereka kembali ke kuburan itu. Namun, pada saat itu langit semakin mendung dan angin bertiup kencang sehingga pohon bambu di sekitar kuburan menari dan menimbulkan suara yang tak karuan. Saat mereka tiba di pagar itu mereka meneriaki wanita tua itu sambil pegangan pagar besi itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun