Era Kolonial
Berdirinya budi utomo pada tahun 1908 sebenarnya sudah menjadi salahtu bukti bahwa kehadiran pemuda menjadi bagian penting dalam sejarah pergerakan nasional indonesia. Meskipun budi utomo sendiri menurut beberapa versi sejarah hanya bergerak di wilayah bangsawan saja. Lahirnya organisasi kepemudaan budi utomo sendiri dilatar belakangi oleh keadaan yang menimpa masyarakat jawa pada abad ke XX, yang ditandai oleh semakin menguatnya kolonialisme dan imperialisme belanda.
      Konlonialisasi yang cenderung represif semakin menumbuhkan penderitaan terhadap rakyat pribumi, dengan alih-alih membawa konsep politik etis yang diusung belanda terhadap daerah koloninya. Namun pelaksanaan politik etis tersebut tidaklah memuaskan, namun tidak dapat dipungkiri juga dalam bidang pendidikan, politik ethis melahirkan suatu kelas baru di kalangan pribumi, yaitu kaum terpelajar. Maka kemudian, munculah nama-nama seperti wahidin sudiro husodo, sutomo, cipto mangkusumo, tan malaka, hatta dan soekarno. Mereka lahir dari latar belakang organiosasi yang berbeda, ada yang dari budi utomo, sarekat islam, Partai Komunis Indonesia, Partai Nasional idnonesia.
Mereka adalah sebagaian pemuda yang memikirkan nasib bangsanya dengan ide dan gagasanya yang kemudian di transformasikan ke-dalam bentuk gerakan sosial, ekonomi, budaya, pendidikan,  politik sebagai bentuk perlawanan terhadap Kolonialisasi belanda. Di samping itu pula peran agamawan sangat berpengaruh bagi pergerakan nasional, lahirnya Nahdlatul Ulama (NU) menjadi cikal bakal lahirnya gerakan kepemudaan dalam organisasi tersebut yang embrionya terbentuk dari  nahdlatul syubhan, kemudian berubah menjadi ANO dan sekarang menjadi GP Ansor.
Â
Era Revolusi
Setelah berakhirnya perang dunia II dan jepang keluar sebagai pihak yang kalah, pada saat itu pula terjadi kekosongan kekuasaan, pada saat itu lagi-lagi pemuda sangat memiliki peran sentral, para pemuda segera mendesak soekarno dan hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan indonesia. Mungkin kita pernah mendengar salahsatu peristiwa besar dalam sejarah pergerakan kepemudaan, yaitu peristiwa rengasdengklok. Adalah peristiwa penculikan soekarno dan hatta oleh para pemuda untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan tokoh pemuda yang terlibat antara lain Soekarni, Wikana, Aidit dan Chaerul Saleh.
Peristiwa ini terjadi pada tanggal Agustus 1945 pukul 03.00 WIB. Keberanian mereka tidak tanggung tanggung dalam hal ini, bahkan dalam sebuah perbincangan acapkali terjadi perdebatan antara golongan tua dan golongan muda, seperti pada saat Wikana berbicara dengan lantang kepada Soekarno "apabila Bung Karno tidak mau mengucapkan pengumuman kemerdekaan itu malam ini juga, besok akan terjadi pembunuhan dan pertumpahan darah". Saat itupula bung karno naik pitam, ia menuju Wikanan sambil menunjukan lehernya dan berujar " ini leher saya, seretlah saya ke pojok itu, sudahi nyawa saya nmalam ini, jangan menunggu besok". Padahal maksud Wikana adalah mengingatkan Soekarno jika kemerdekaan tidak dinyatakan saat malam itu, rakyat  akan bertindak dan membunuhi  orang-orang yang dicurigai yang dianggap pro belanda, seperti orang ambon dan lain-lain. Pada tanggal 17 Agustus 1945 indonesia diproklamirkan kemerdekaanya atas nama soekarno hatta. Kemudian lahirlah apa yang diebut dengan nasion indonesia. Menurut Ben Anderson disebut sebagai revolusi pemuda. begitupun dengan agresi militer Belanda I dan II belanda ingin kembali menguasai indonesia yang masih dalam momentum revolusi kemerdekaan. Dalam rangka mempertahankan kemerdekaan dari serangan musuh, mereka merelaka jiwa dan raga nya untuk mempertahankan negara tercinta, para pemuda menjadi motor penggerak utama dalam revolusi kemerdekaan Indonesia.
Era Orde lama sampai Orde Baru
      Soekarno yang tidak lagi mencerminkan seorang revolusioner dianggap sudah terlalu kaku dan rigid serta kebijakan kebijakan yang sudah memiliki tendensi pada kediktatoran membuat gejolak di kalangan pemuda semakin memuncak. Munculnya supersemar (surat perintah sebelat maret ) dan peristiwa G30S  menandai harus lengsernya panglima tertinggi republik Indonesia saat itu lagi-lagi desakan dari para pemuda dan unsur mahasiswa mendesak agar sang revolusioner itu dapat mengklarifikasi atas berlangsungya peristia besar tersebutt. Kemudian pemerintahan digantikan oleh Soeharto. 7 Maret 1967
MPRS mengadakan sidang istimewa dengan menghasilkan 26 Ketetapan. Ketika sidang MPRS itu dilakukan, Mandataris duduk di barisan pimpinan MPRS, yakni di sebelah kanan Ketua MPRS, tidak seperti biasanya duduk berhadapan dengan MPRS. Hasilnya (seperti dituangkan dalam TAP MPR No XXXIII/MPRS/1967), yakni mencabut kekuasaan pemerintah dari Presiden Sukarno dan mengangkat Soeharto sebagai pejabat Presiden hingga dilaksanakannya pemilu. Rentang waktu kekuasaan pemerintahan Orde Baru berlangsung selama 32 tahun. Orde baru menyisakan banyak peristiwa pelanggaran HAM, kemudian dalam konteks politik kekuasaan saat itu didominasi oleh angkatan bersenjata yang perlahan-lahan mulai masuk parlemen yang ditujukan utnuk kelanggengan kekuasaan Soeharto.
     Â