Pertanyaan ini sulit untuk mendapat jawabannya, karena pada dasarnya manusia tidak pernah merasa puas. Jika sudah menemukan satu jawaban pun, akan tetap mencari jawaban-jawaban lainnya. Fokusnya sekarang adalah bagaimana manusia berdasarkan segala teori yang ada untuk menjaga lingkungan. Untuk merasakan bagaimana manfaat alam, kembali ke manusia itu sendiri. Bagaimana ia memperlakukan alam?
Menurut Tan Malaka, dalam hidup kita harus mengunakan logika. Cari tahu tentang segala sesuatunya. Perlunya dibentuk manusia urbamen, yaitu manusia yang kreatif dan punya kekuatan dan keinginan agar yang mudah itu dipersulit. Maksudnya, jangan mau terima jadi, instan langsung ada. Tetapi mencari tahu segla sesuatunya terlebih dahulu dan pahami uraiannya. Menjabarkan bagaimana cara hidup dengan benar, bagaimana menjadi sosok manusia itu sendiri.
Bicara Sebab, Bicara Akibat
Yang menciptakan alam adalah Yang Maha Kuasa. Alam tidak akan hancur kecuali Allah yang berkehendak. Tetapi alam akan rusak dan semakin rusak. Jika rumah (bumi) kita ingin nyaman, kita harus berbuat apa? Segala kerusakam alam adalah akibat dari manusia itu sendiri. Mulailah dengan sesuatu yang kecil, membuang sampah pada tempatnya misalnya. Sebab, ketika manusia merusak alam, Tuhan tidak rugi, alam tidak rugi.
Dari penuturan di atas dapat disimpulkan bahwa, “Posisi manusia adalah mendamping dan berdampingan dengan alam”. Kadang kala orang mencari cinta, padahal harusnya mencari bagaimana cara mencintai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H