Mohon tunggu...
Jaelan Soheh
Jaelan Soheh Mohon Tunggu... Penulis - Saya sangat senang berkegiatan salahsatunya yang berhubungan dengan literasi. saya mendirikan sebuah komunitas yaitu kelompok literasi seni

Hobi saya menusli, merekam dan berkelana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Etika Lingkungan (Dalam Diskusi Pamanah Rasa)

21 Agustus 2024   22:25 Diperbarui: 21 Agustus 2024   22:25 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pertanyaan ini sulit untuk mendapat jawabannya, karena pada dasarnya manusia tidak pernah merasa puas. Jika sudah menemukan satu jawaban pun, akan tetap mencari jawaban-jawaban lainnya. Fokusnya sekarang adalah bagaimana manusia berdasarkan segala teori yang ada untuk menjaga lingkungan. Untuk merasakan bagaimana manfaat alam, kembali ke manusia itu sendiri. Bagaimana ia memperlakukan alam?

Menurut Tan Malaka, dalam hidup kita harus mengunakan logika. Cari tahu tentang segala sesuatunya. Perlunya dibentuk manusia urbamen, yaitu manusia yang kreatif dan punya kekuatan dan keinginan agar yang mudah itu dipersulit. Maksudnya, jangan mau terima jadi, instan langsung ada. Tetapi mencari tahu segla sesuatunya terlebih dahulu dan pahami uraiannya. Menjabarkan bagaimana cara hidup dengan benar, bagaimana menjadi sosok manusia itu sendiri.

Bicara Sebab, Bicara Akibat
Yang menciptakan alam adalah Yang Maha Kuasa. Alam tidak akan hancur kecuali Allah yang berkehendak. Tetapi alam akan rusak dan semakin rusak. Jika rumah (bumi) kita ingin nyaman, kita harus berbuat apa? Segala kerusakam alam adalah akibat dari manusia itu sendiri. Mulailah dengan sesuatu yang kecil, membuang sampah pada tempatnya misalnya. Sebab, ketika manusia merusak alam, Tuhan tidak rugi, alam tidak rugi.

Dari penuturan di atas dapat disimpulkan bahwa, “Posisi manusia adalah mendamping dan berdampingan dengan alam”. Kadang kala orang mencari cinta, padahal harusnya mencari bagaimana cara mencintai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun