Mohon tunggu...
Erie Jaegar
Erie Jaegar Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ar-Rahman

✅ 🎓 Public Health of University Wiralodra Indramayu ✅CGK 🇮🇩 ~ TPE 🇹🇼

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Prosais] Rain Is Pain

27 Desember 2018   21:16 Diperbarui: 27 Desember 2018   21:31 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gemercik gerimis yang sadis, ciptakan dentum yang alum di dalam dada. Hingga tanpa sadar tersesat dalam imaji. Menghadirkan gambaran teduh yang pernah ada. Masih kusempurnakan arsiran sepasang bola mata dalam bayang, sebab ada pijar yang berpendar hingga merenggut kenang. Serta seulas senyum yang mengiringi jatuhnya air hujan dan air mata.

Menggigil bukan karena dingin, tetapi karena terpanggil sebuah ingin, dan mungkin hanya akan tersampaikan lewat angin.
Sebab, di atmamu kini sudah ada yang lain. Sakitkah yang kurasa? Jangan kau tanya! Biarlah inginku bermuara semestinya. Seperti hujan, ia pun akan reda dengan sendirinya.

Karena inginku hanya sebuah temu, yang kubiarkan sakit. Because rain is pain ...
Very longing you, but can only praying and writing poetry just for you. Honey ....  

Erie, Indramayu, 27 Desember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun