Mohon tunggu...
jaeful rohman
jaeful rohman Mohon Tunggu... Guru - Guru di sekolah dasar

Mengajar adalah keseharian ku dan bermedia menjadi bagian dari kegiatan keseharian.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mahluk Ghoib Pemilik Hiraishin No Jutsu

17 September 2022   10:55 Diperbarui: 17 September 2022   10:57 1753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Duh maaf neh, sebenarnya tulisan ini mungkin nggak penting-penting amat. Skip saja sih kalau tidak berkenan. Terimakasih.

Salah satu karakter penting dalam serial manga dan anime Naruto adalah Minato Namikaze. Yah seperti yang kita ketahui, ia adalah Hokage Keempat Konohagakure sekaligus ayah dari Naruto. Minato memiliki jutsu yang sangat terkenal yaitu Hiraishin No Jutsu yang memungkinkan ia untuk melakukan perpindahan tempat dengan sangat cepat atau teleportasi. Bukan hanya dia yang bisa berpindah tetapi jurus teleportasinya juga dapat membawa benda atau orang lain ikut didalamnya. Seperti dalam salah satu episode epic, dimana Kurama menyerang dan menghancurkan Konoha. Pada saat pertempuran, Kurama mengeluarkan Biju Dama yang sangat besar dan pasti akan menghancurkan desa. Tetapi dengan kemampuannya, Minato berhasil memindahkan Biju Damma ke area kosong jauh dari desa, sehingga desa selamat dari ledakan dahsyat.

Masa pandemi tahun 2020 awal, pemerintah mewajibkan setiap desa untuk memiliki tempat karantina bagi para pendatang ataupun warga yang pulang dari perantauan untuk mencegah penularan virus covid 19. Di desa tersebut tidak memiliki gedung khusus yang dapat digunakan untuk keperluan karantina. Dengan berbagai pertimbangan, pemerintah desa melalui kepala desa meminta ijin kepada kepala sekolah untuk meminjam beberapa ruang kelas dijadikan lokasi karantina dengan pertimbangan bahwa siswa belajar daring sehingga ruang kelas tidak digunakan untuk pembelajaran.

Benar saja, sekolah tersebut menampung sekitar 7 orang perantau yang pulang dari Jakarta. Mereka ditempatkan di beberapa ruang kelas dengan fasilitas seadanya dan penjagaan serta protokol standar tentunya. Hari pertama, hari kedua berjalan lancar tidak ada kejadian apapun. Orang yang dikarantina pun sehat serta tanpa gejala meskipun beberapa mengeluh menginginkan untuk diperbolehkan pulang. Namun peraturan harus tetap dilaksanakan.

Hingga tiba hari ketiga dimana semuanya menjadi berubah. Tiga dari lima orang yang dikarantina memaksa untuk diperbolehkan pulang karena sudah tidak tahan dengan keadaan di ruang kelas tersebut. Dan mereka pun menceritakan apa yang mereka alami selama berada di ruang tersebut dimalam hari. Mereka merasakan kehadiran mahluk lain di sekitar mereka. Mereka merasakan suasana sangat sunyi sepi dan selalu merinding ketika malam tiba meski mereka selalu bersama dalam satu ruang. Masing-masing dari mereka selalu merasa ada yang mengawasi.

Suara benda jatuh entah apa, bayangan orang lewat diluar padahal sepi kerap lihat dan mereka rasakan ketika mulai dini hari. Mereka takut sejak malam pertama tetapi berusah untuk bertahan. Namun untuk tadi malam mereka benar-benar menyerah untuk melanjutkan karantina di tempat tersebut. Bagaimana tidak, tiga dari empat orang disana tiba-tiba terbangun di kebun belakang sekolah, dapur dan ruang kelas lain padahal mereka awalnya tidur di ruang yang sama hanya terpisah ranjang. Bagaimana mereka bisa berpindah saat tidur. Mereka mengatakan tidak memiliki penyakit atau gangguan saat tidur misalnya tidur berjalan. Perlu diketahui, peserta karantina berada di ruang kelas sedangkan pos penjagaan berada di depan terpisah dari ruang kelas. Otomatis di ruang kelas tersebut hanya berisi peserta karantina saja.

Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya mereka diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing dengan hanya karantina selama 3 hari yang seharusnya 7 hari. Dengan kejadian tersebut, tempat karantina dipindahkan ke balai desa tepatnya di ruang pelayanan umum meski tidak terlalu luas.

Beberapa warga yang berdekatan atau pernah mengalami kejadian aneh di sekitar sekolah mulai buka suara. Bahwa memang di sekolah tersebut ada penunggunya, namun mereka tidak mengatakan dengan jelas sosok yang mengganggu para peserta karantina.

Kembali ke topik awal. Bahwa dua kejadian tersebut menggambarkan adanya peran mahluk ghoib yang dapat memindahkan orang tanpa ia sadari. Kira-kira bagaimana 'mereka' melakukannya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun