Saling Bantai Portugal vs Austria??
Tidak ada yang mengejutkan jika Portugal memetik hasil imbang. Tetapi, jika yang menahan imbang Ronaldo dkk adalah sebuah tim debutan baru, tentu banyak hal yang harus dipertanyakan. Portugal hanya mampu bermain imbang 1-1 saat berhadapan dengan Islandia, tim yang baru pertama kali menjajal kerasnya kompetisi empat tahunan terbesar di Eropa ini. Sebuah ‘prestasi’ yang patut diacungi jempol, bagi Islandia tentunya.
Beberapa hari sebelum pertandingan tersebut, harapan kemenangan di pundak Cristiano Ronaldo seorang. Hal ini terlihat dari berbagai macam berita, opini, dan komentar dari suporter, pengamat bola, dan juga editor ribuan media masa di dunia. Semua begitu yakin jika Portugal akan menjadikan Islandia menjadi lumbung gol, melalui kaki striker andalan Real Madrid itu.
Padahal, ada nama-nama beken lainnya seperti Danilo dan Joao Moutinho yang ‘jago’ di lapangan tengah, serta Nani yang tak kalah tajam di lini depan. Belum lagi bintang muda masa depan Renato Sanches. Pemain berusia 18 tahun ini sudah punya peluang untuk tak lagi dibangkucadangkan.
Tak banyak pihak mengomentari Islandia yang membukukan 22 gol di lima pertandingan. Lagi-lagi, jumlah gol ini dibandingkan dengan gol Cristiano Ronaldo sebanyak 50 gol, hanya saat bersama dengan Portugal (sumber: wikipedia.org).
Hasilnya? Islandia berhasil mempermalukan Portugal dengan hasil imbang 1 – 1. Meski raihan satu poin yang dikantongi, tetapi tim besutan Lars Lagerbäck ini merayakannya seolah memenangi gelar juara Piala Eropa saja. Tentu, siapa yang tak bangga bisa mempecundangi bintang sekelas Ronaldo, ikon Portugal?
Menghadapi Austria pada 19 Juni 2016, pk. 02.00 WIB (sumber: jadwaltelevisi.com) di Parc des Princes, Paris, tentu tidak mungkin Portugal sudi mengulang hasil seri. Kemenangan adalah harga mati, meski bukan tanggung jawab Ronaldo seorang diri. Berada di posisi kedua di bawah tim ‘selevel’ Hungaria, tentu Portugal tak sudi.
“Menang atau kalah, kami harus belajar dari hasil apapun yang kami petik,” tukas Ronaldo pasca pertandingan menyakitkan tersebut. “Menghadapi Austria harus lebih baik lagi, dan kami harus benar-benar bisa unggul.”
Nah, mungkin ini adalah saat terbaik untuk Ricardo Quaresma. Selama ini, ia selalu berada di bawah bayang-bayang Ronaldo. Mereka berdua ‘tumbuh’ bersama sejak bergabung di akademi sepakbola saat masih sangat belia. Ia memang tak seberuntung Ronaldo yang menjadi bintang di tim-tim raksasa di Eropa, tapi ia punya pengalaman ‘bertualang di berbagai tim-tim besar macam El Barca, Porto, Inter, dipinjamkan ke Chelsea, Besiktas (berakhir karena berseteru dengan Carlos Carvalhal sang pelatih), Al-Ahli (Dubai), kembali ke Porto dan sekarang kembali ke Besiktas.
Jangan lupa, pertandingan antara Portugal dan Austria bisa jadi penuntasan dendam Nani. Gol semata wayangnya di pertandingan perdana tentu akan menjadi pelecut dirinya, untuk menjadi top skorer, maupun menjadi yang terbaik di tim Portugal.
Susunan pemain Portugal masih tak berbeda dengan pertandingan perdana mereka saat menghadapi Islandia (sumber: UEFA.com). Mereka adalah:
Rui Patrício; Raphaël Gueirrero, Ricardo Carvalho, Pepe, Vieirinha; André Gomes, Danilo Pereira, João Moutinho, Ricardo Quaresma; Nani, Cristiano Ronaldo.
Austria juga tidak ingin kalah lagi. Setelah kekalahan menyakitkan 0-2 dari Hungaria di pertandingan perdananya, paling tidak harus ada perjuangan untuk tak pulang ke negaranya dengan tangan hampa karena sebelumnya gelar ‘kuda hitam’ disematkan bagi Austria.
Tapi, sang pelatih cukup tahu diri meski tak lantas menyerah pada tim dengan reputasi tinggi. Menurut Marcel Koller, tidak ada kata lain selain menang atas Portugal. Setelah sempat diunggulkan saat melawan Hungaria, namun gagal memetik kemenangan, Austria pantang gagal sebelum berperang. “Kemenangan mutlak bagi kedua tim, dan tim kami sudah sangat siap menghadapi Portugal,” papar Koller usai pertandingan melawan Hungaria.
Tanpa Aleksandar Dragovic yang absen karena akumulasi kartu, Austria tetap turun dengan formasi sama saat menghadapi Hungaria. Koller tak perlu bereksperimen lagi karena tim terbaiknya telah ia susun saat menghadapi Hungaria kendati tanpa hasil akhir seperti yang diharapkan. David Alaba masih menjadi tumpuan Austria karena penampilannya yang apik di laga perdana. Keseimbangan tim ada pada perannya.
Marko Arnautovic rupanya harus berupaya tampil maksimal, seperti layaknya saat ia memperkuat Stoke City. Perannya cukup bagus dalam tim, terutama saat Austria masih berkutat di babak kualifikasi, dengan memenangkan sembilan pertandingan dan meraih hasil seri sekali dalam 10 pertandingan.
Koller perlu lebih mengasah rasa percaya diri Marc Janko, yang kurang berani bergerak dan menggiring bola sendiri. Hal ini berbalik dengan Zlatko Junuzovic yang mendominasi pertandingan, meski hanya di babak pertama. Prakiraan pemain Austria yang siap mengalahkan Portugal adalah sebagai berikut:
Robert Almer; Florian Klein, Sebastian Prödl, Martin Hinteregger, Christian Fuchs; David Alaba, Julian Baumgartlinger; Martin Harnik, Marcel Sabitzer, Marko Arnautović; Mark Janko.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H