Mohon tunggu...
Rizky Kurnia Rahman
Rizky Kurnia Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Seorang blogger dan penulis jempolan, maksudnya suka sekali menulis pakai jempol. Blog pribadi, https://rizkykurniarahman.com

Lahir di Jogja, sekarang tinggal di Sulawesi Tenggara. Merantau, euy!

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Mau Cerai, Ingat Ini Dahulu!

28 Juli 2023   08:44 Diperbarui: 28 Juli 2023   08:46 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pernah mengobrol dengan teman saya yang merupakan aktivitas dakwah. Dia mengatakan bahwa di daerah saya, tadinya memang belum ada Pengadilan Agama. Pengadilan tersebut adanya di kabupaten induk sebelum pemekaran. Untuk mengurus ke sana mesti menyeberang laut, tentu saja membutuhkan waktu, biaya, tenaga, dan kesempatan yang mungkin tidak sedikit. 

Nah, sejak ada Pengadilan Agama yang berada persis di tengah ibukota kabupaten sekarang, ternyata jumlah orang yang mengajukan cerai terus meningkat. Ini berdasarkan ucapannya lho. Mengenai jumlah peningkatannya, saya juga kurang tahu, lebih baik kamu tanya dia langsung ya! 

Saat masih membahas tentang perceraian itu, apa sih biasanya yang menjadi alasan? Teman saya yang juga aktif sebagai kader partai politik itu mengatakan bahwa bisa jadi alasan ekonomi. Mungkin karena si suami sudah tidak bisa lagi menafkahi. Atau istrinya yang merasa ingin lebih sejahtera. 

Dia mengatakan bahwa untuk aktivis dakwah, suami dan istri aktif di sebuah organisasi agama, mestinya materi tidak boleh dijadikan alasan untuk bercerai. Yang penting cukup adanya. Mengenai tidak bisa beli ini dan itu, atau mau mencontoh orang lain yang ekonominya lebih tinggi, mestinya hal itu tidak dilakukan. Saya pun manggut-manggut mendengar penjelasannya. 

Orang yang Sudah Mengalami Perceraian

Saya memang punya beberapa teman yang rumah tangganya berakhir. Ada yang dari kalangan awam, ada pula yang dari kalangan aktivis dakwah. Untuk yang terakhir ini, saya malah kenal mantan istrinya secara tidak sengaja. Saya tawarkan aplikasi untuk bayar-bayar online yang dulunya dipunyai oleh Yusuf Mansur melalui Instagram. Rupanya, dia sudah lepas tidak lagi jadi istri teman saya, rupanya di daerah tempat tinggalnya sekarang malah jadi istri kedua atau ketiga. Jadi, dia dipoligami. 

Membaca kasus-kasus tentang perceraian, memang ada efek baiknya dan juga jeleknya. Disebutkan jika pasangan sudah sering melakukan KDRT, sudah tidak lagi tertarik secara emosional maupun seksual, tidak mau lagi tanggung jawab, perselingkuhan sampai berhubungan badan, maka itu bisa dijadikan alasan untuk bercerai. Saya sendiri pun berpendapat jika sampai pasangan yang muslim sudah tidak mau lagi menjalankan sholat, menganggap sholat itu tidak wajib lagi, atau bahkan pasangan terang-terang keluar dari muslim alias murtad, maka cerai sudah harus dilakukan, tidak bisa tidak!

Namun, jika memang terjadi perceraian, siapa sih yang paling menjadi korbannya? Tentu saja, yang paling lemah dari hubungan rumah tangga, siapa lagi kalau bukan anak-anak? Apalagi anak-anaknya masih kecil, masih sangat butuh kehadiran kedua orang tuanya. Sayangnya, kini mereka sudah tidak bisa lagi merasakan keduanya dalam satu atap rumah. Walaupun atapnya memakai Sakura roof, rumah tangga orang tuanya sudah off. Pas ya, roof dengan off? Halah. 

Perceraian adalah perbuatan mubah yang dibenci oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Perkara tersebut juga paling disukai oleh iblis. Bagi iblis, dia paling bangga jika ada anak buahnya yang berhasil menceraikan suami istri. Masih tidak percaya? Coba tanya iblis langusng deh!

Jika masing-masing sudah bercerai, maka efeknya bisa jadi lebih mengerikan. Okelah, mungkin suami maupun istri terbebas dari toxic masing-masing, namun setelah itu, apakah akan lebih baik? Belum tentu juga bukan? Mungkin mantan istrinya sudah menemukan pasangan baru lagi, sementara mantan suaminya belum. Mantan suaminya bisa mengalami goncangan jiwa, lalu berakhir di tempat pelacuran untuk memuaskan hasratnya. Bisa jadi bukan?

Teman saya, ketika sudah bercerai malah tidak mendapatkan keturunan. Dari istri sebelumnya, punya anak satu, laki-laki, sudah mulai tumbuh dewasa. Sedangkan yang sekarang, sudah menikah selama sepuluh tahun lebih, malah belum ada hasilnya. Berarti, jangan-jangan itu karena faktor istrinya yang sekarang? 

Mengingat Masa Lalu

Jas merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Jas hujan, sering tidak dibawa justru pas hujan tumpah ruah. Dari kalimat pertama dan kedua di paragraf ini memang tidak ada hubungannya, tetapi pada intinya masa lalu bisa diingat lagi. Masa lalu yang perlu diingat tersebut adalah jauh lama sebelum orang tua kita lahir, sebelum kakek dan nenek kita lahir. Soalnya terjadi di zaman nabi, lebih tepatnya adalah zaman Nabi Nuh dan Luth alaihissalam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun