Dalam tulisan ini, kencan bukan berarti lawannya kendor. Atau membahas tentang kendaraan bermotor, "Wah, kecepatannya kencan sekali!"Â
Saya mencoba untuk mencari tahu arti dari kencan tersebut. Ternyata, menurut Wikipedia, kencan ini dapat diartikan tahap hubungan romantis dengan tujuan untuk menilai kesesuaian calon pasangan, biasanya dikaitkan dengan hubungan pernikahan. Kencan ini menjadi momen atau saat antara laki-laki dan perempuan untuk melihat, kira-kira orang yang di depan saya ini, cocok tidak buat dibawa ke jenjang pernikahan, terlepas apakah lehernya jenjang atau tidak?
Tempat Romantis
Kalau melihat dari media yang ada, kencan itu biasanya di tempat-tempat romantis. Tentu saja, romantis di sini bukan berarti rokok, makan, gratis! Nggak modal banget, lah yauw! Tempat romantis biasanya diartikan tempat yang hanya berdua, suasananya agak remang-remang, ada lilin di tengah. Itu tempat romantis atau memang sedang matu lampi, eh, mati lampu ya!
Selain remang-remang, mungkin ditambahi dengan alunan biola dari seorang yang pandai memainkannya. Ada pula bunga mawar di meja atau bunga tersebut diberikan sebagai kejutan. Ujung-ujungnya jika sudah cocok, si laki-laki biasanya memberikan satu kotak kecil perhiasan. Paling sering sih isinya cincin. Tentu yang dimaksud di sini adalah cincin emas atau bisa juga perak. Masa cincin sumur?Â
Itulah yang ditampilkan dalam film-film. Tidak selalu dalam suasana termehek-mehek sih. Ada juga yang malah marah-marah. Mungkin laki-laki ketahuan selingkuh. Si cewek jadi marah, lalu mengambil gelas. Dicipratkan isi dari gelas tersebut ke wajah si laki-laki. Akibatnya bisa ditebak, apa hayo? Yak, benar, muka si laki-laki jadi basah. Selain itu, muncul rasa malu, karena berada di antara banyak orang. Si perempuan dengan wajah kesal, meninggalkan si laki-laki. Selanjutnya, apa yang muncul? Iklan. Kami segera kembali!Â
Ketika Sudah Halal
Sejauh yang saya pahami tentang tata cara mendapatkan pasangan sesuai syariat Islam, tidak ada tuh yang namanya kencan begitu sebelum menikah. Yang ada adalah taaruf. Ini pun bukan berarti hanya berdua, melainkan ada pihak ketiga yang memang sengaja hadir. Bisa bapak si perempuan, atau sekalian keluarga saling bertemu. Laki-laki dan perempuan yang akan menikah saling berbicara, menanyakan visi dan misi masing-masing, lalu berdebat! Lho, ini seperti mau maju pilkada saja!
Visi dan misi dalam rumah tangga itu memang sangat penting, lho! Sebab, menjadi panduan dan arah rumah tangga itu mau dibawa ke mana? Suami adalah nakhoda, sedangkan istri adalah juru kapalnya. Anak-anak adalah penumpangnya. Seandainya ada penumpang gelap, maka entahlah, anak siapa itu?
Nah, setelah menikah secara betul-betul legal dan halal, sesuai hukum Islam dan hukum negara ini, maka baru bisa kencan. Jangankan sekadar kencan, mau lebih dari itu diperbolehkan. Mau jungkir balik juga silakan. Pokoknya bebas lepas. Tahu sendiri 'kan artinya?
Bagi pasangan yang baru saja menikah, kencan seperti itu dikatakan sebagai bulan madu. Meskipun yang laki-laki penjual madu, tetaplah bulan madu juga. Tempat yang dipilih bisa lebih luas, asalkan ada uangnya. Mau ke kutub utara sana juga boleh, selama mampu dan sanggup ke sana. Namun, jika tidak mampu sampai sana, cukup buka kulkas dan masuk sedikit, dinginnya sudah mirip kok.Â
Persoalan Selanjutnya
Seiring berjalannya waktu, pasangan tersebut mulai menampakkan hasil. Yang perempuan mulai hamil. Suaminyalah yang menjadi pelaku utama. Kabar tersebut menjadi sangat menggembirakan bagi pasangan tersebut serta keluarga besar mereka. Sebentar lagi, Insya Allah, mereka akan mendapatkan keturunan, walaupun untuk menuju ke rumah mereka harus melewati turunan.Â